ACEH TIMUR - Pasca munculnya beberapa isu dugaan korupsi dan perselingkuhan Kepala BPP Kecamatan Sungai Raya, disinyalir ada pihak-pihak yang ingin pasang badan untuk menetralisir permasalahan. Namun ada juga pihak yang diduga melakukan serangan balik bahkan nekad memprovokasi sesama keuchik di Kecamatan Sungai Raya dengan mencari-cari kesalahan beberapa keuchik yang paham tentang permasalahan Kepala BPP Kecamatan Sungai Raya.
Hal tersebut terbukti, dengan adanya pemberitaan di media cetak harian Serambi Indonesia, edisi Rabu, 22 April 2015 kemarin, yang berjudul Keuchik Beredelagsi (Berdelegasi__red) ke Kantor Camat Sungai Raya. Di media tersebut diberitakan sejumlah keuchik serta aparatur gampong lainnya, Senin (20/4/15), berdelegasi ke Kantor Camat Sungai Raya.
"Diduga hal tersebut sebagai upaya pembohongan publik yang bermaksud untuk memprovokasi sesama geuchik di kecamatan setempat," demikian dikatakan Ketua LSM Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM) Aceh, Nasruddin kepada lintasatjeh.com, Sabtu, (25/4/15).
Menurut Nasruddin, sangatlah tidak benar bila diberitakan bahwa ada sejumlah keuchik serta aparatur gampong lainnya berdelegasi (bukan beredelagsi_red) ke Kantor Camat Sungai Raya, pada hari Senin, 20 April 2015 kemarin.
"Hasil penelusuran FPRM, kegiatan yang ada di Kantor Camat Sungai Raya pada hari itu adalah pertemuan antara Kepala BP3K kecamatan setempat, Samsul Bahri, S. ST, dengan Forum Komunikasi Geuchik yang diwakili oleh Sayed Arifin. Pada pertemuan itu dihadiri oleh Sekcam Muhammad Arif, Danramil 19/Sungai Raya, Lettu Inf. M. Lumba serta tokoh masyarakat Sungai Raya, Irwanda," terang Nasruddin.
Dianya menjelaskan maksud dari pertemuan tersebut adalah untuk mendengar permohonan maaf Kepala BP3K Sungai Raya kepada pihak FKG tentang kesalahan yang diperbuat selama ini. Diduga, Samsul Bahri sudah merasa ketakutan karena kedoknya sudah terbongkar ke publik, baik tentang dugaan korupsi, maupun tentang isu perselingkuhan dengan anak buahnya sendiri, yang berinisial SZ.
Sebelum pertemuan itu, ada beberapa orang-orang dekat Samsul Bahri, Seperti M. Yusuf, Cs, beserta Geuchik Buket Drien, menjumpai Sekcam dan mereka mempertanyakan pada Sekcam tentang kenapa bantuan rehab rumah di Kecamatan Sungai Raya hanya diberikan oleh pemerintah untuk dua desa saja, yakni Desa Labuhan Keudee dan Desa Paya Ketapang.
"Saat itu, secara jelas disampaikan oleh Sekcam Sungai Raya, Muhammad Arif, bahwa bantuan rehab rumah itu diberikan berdasarkan hasil Musrenbang kecamatan tahun 2014, yang diusulkan oleh tiga keuchik, sedangkan 10 keuchik lainnya tidak mengusulkan. Desa yang mengusulkan yaitu Desa Labuhan Keudeu, Paya Keutapang dan Desa Gajah Meuntah. Untuk Desa Gajah Meuntah masih bersengketa tanah sehingga bantuannya dipending," imbuhnya.
Oleh karenanya, sangatlah tidak benar jika diberitakan bahwa para geuchik berdelegasi di Kantor Camat Sungai Raya. Waspadalah, diduga hal tersebut adalah upaya memprovokasi para geuchik.
"Coba dibaca dan dianalisa tentang siapa-siapa saya yang menggerakkan aksi pembohongan publik tersebut. Lalu kita semua akan tahu, tentang tujuan hal itu," kata Nasruddin sembari tertawa lebar.
Sebelumnya, diberitakan pada media cetak harian Serambi Indonesia, edisi Rabu, 22 April 2015 kemarin, yang berjudul Keuchik Beredelagsi ke Kantor Camat Sungai Raya, diberitakan bahwa sejumlah keuchik serta apartur gampong lainnya, Senin (20/4) berdelagsi ke Kantor Camat Sungai Raya, Aceh Timur.
Aparat desa itu ingin menemui camat guna mempertanyakan soal bantuan rehab rumah warga miskin yang disalurkan hanya untuk dua desa saja. Namun, karena Camat Mujiburrhman saat itu sedang berada di Banda Aceh, maka apartur gampong itu akhirnya diterima Sekretaris kecamatan, Muhammad Arif dan Tenaga Sosial Kesejahteraan Kecamatan (TKSK), Syahira.
Kepada Sekcam Sungai Raya itu aparatur desa itu mempertanyakan kenapa bantuan rehab rumah itu diberikan 5 unit untuk Desa Labuhan Keude, dan 6 unit untuk Desa Paya Keutapang saja. Disebutkan, hal itu telah menimbulkan kecemburuan sosial di tengah-tengah masyarakat. Warga dari sebelas desa di Kecamatan Sungai Raya itu minta agar pemerintah adil dalam menyalurkan bantuan rehab rumah tersebut.
Seorang tokoh masyarakat, Muhammad Yusuf (32) didampingi Muhammad Nasir kepada Serambi menyebutkan, warga menganggap pemerintah kabupaten dan kecamatan setempat tidak adil dalam memberikan bantuan rehab rumah bagi warga kurang mampu di Kecamatan Sungai Raya.
"Pemerintah tak adil dalam menyalurkan bantuan rehab rumah untuk warga tak mampu," ujar Muhammad Yusuf. Dalam Musrenbang kecamatan tahun 2014 semua keuchik dari 13 desa mengusulkan bantuan rumah rehab, tetapi kenapa saat realisasi tahun 2015 ini hanya dua desa yang mendapatkan bantuan rehab rumah itu.
Sekcam Sungai Raya, Muhammad Arif dihadapan sejumlah keuchik menjelaskan, bahwa bantuan rehab rumah itu diberikan berdasarkan hasil Musrenbang kecamatan tahun 2014 yang diusulkan oleh tiga keuchik, sedangkan 10 keuchik lainnya tidak ada mengusulkan.
Desa yang mengusulkan yaitu Desa Labuhan Keudeu, Paya Keutapang dan Desa Gajah Meuntah. Untuk Desa Gajah Meuntah masih bersengketa tanah sehingga bantuannya dipending.[ar]