ACEH TIMUR - Danramil 21/ Ranto Peureulak Kapten Infanteri Suyatno, Babinsa dan para tokoh masyarakat meninjau lokasi pompanisasi irigasi milik masyarakat Seuneubok Baro dan Seuneubok Johan, Ranto Peureulak.
Selama ini masyarakat Seuneubok Baro dan Seuneubok Johan tidak bisa mengairi sawahnya diakibatkan tidak cukupnya debit air di sungai tersebut. Sehingga mengakibatkan berkurangnya hasil panen.
"Kunjungan ke lokasi pompanisasi irigasi ini untuk mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh masyarakat akibat berkurangnya hasil panen," ujar Kapten Infanteri Suyatno kepada lintasatjeh.com, Jum'at (3/4) melalui pers rilisnya.
Kapten Suyatno juga mengatakan agar Pemerintah Kabupaten Aceh Timur turun tangan membersihkan sungai tersebut. Hal ini penting agar masyarakat bisa secepatnya bisa secepatnya mengairi sawahnya di bulan Juni mendatang. Untuk membersihkan aliran sungai tersebut, perlu kiranya Pemkab menurunkan alat berat berupa beco karena sungai tersebut sudah dangkal dan dipenuhi enceng gondok.
"Kami siap membantu petani dalam meningkatkan hasil panen, agar petani bisa menuju swasembada pangan pada 2017 mendatang yang didasarkan Nota Kesepahaman yang ditandatangani antara Menteri Pertanian dan KASAD TNI AD," tegasnya.
"TNI akan membantu para petani mulai dari membajak, menanam, dan memupuk hingga sampai panen," pungkas Danramil Ranto Peureulak.
Sementara itu menurut Geusyik Seuneubok Baro, Baharudin mengungkapkan selama ini masyarakat kami hanya sekali dalam setahun turun ke sawah, itupun hanya mengandalkan air hujan.
"Kami berharap ketika irigasi tersebut berfungsi, kami dapat menggarap sawah setahun dua kali sehingga pendapatan keluarga juga meningkat," demikian ujar Geuchik seraya mengharapkan agar Pemkab Aceh Timur khususnya Dinas Pertanian dapat memfungsikan kembali jaringan irigasi pompanisasi yang terlantar sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengairi persawahan.[ar/r]