-->

Celotehku Tentang Hukuman Mati Untuk Koruptor

29 April, 2015, 02.17 WIB Last Updated 2015-05-06T09:51:17Z
BANDA ACEH - Mendebarkan dan susah untuk dibayangkan bagaimana perasaan para tersangka gembong narkoba menghadapi regu tembak di Nusakambangan, Rabu (29/4) pukul 00.25 WIB.

Delapan orang yang divonis mati adalah Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), dan Zainal Abidin (Indonesia). Selain itu, ada pula Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), dan Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria).

Entahlah, hanya mereka dan Tuhan yang tahu jawabannya. Kita hanya bisa menyaksikan live detik-detik jelang eksekusi mati di televisi dengan hati berdebar.

Tapi apakah perasaan kita juga sama ketika apa yang dikatakan Pak Presiden Jokowi bahwasanya korban tewas akibat penyalahgunaan narkoba di Indonesia, setiap harinya 50 orang sekarat dan meninggal karena kecanduan. Jadi ada sekitar 1500 orang Indonesia "Mati". Apakah kita mikir bagaimana perasaan abang, adik, kakak, ayah, ibu, saudara, teman atau kerabat yang sudah "kadung" kecanduan terus mati. Mikir, mikir, mikir yang 1800 mati jangan yang satu orang!

Saya sich setuju, gembong narkoba dihukum mati! Tapi bagaimana dengan para koruptor?

Saya juga setuju, pejabat yang korupsi uang rakyat 100 juta dihukum gantung selama 5 menit. Korupsi 200 juta digantung selama 10 menit, begitu seterusnya.

Masih ingat sesumbar Anas Urbaningrum ketika dijadikan tersangka kasus korupsi proyek Hambalang.

"Saya yakin. Yakin. Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas," kata Anas Urbaningrum.

Tapi sayangnya Anas Urbaningrum tak kunjung menepati janjinya, bahkan tidak ada aparat penegak hukum yang "tega" menggantung Anas di Monas.

Menurut saya, Koruptor sama jahatnya dengan gembong narkoba. Tahu, karena dari hasil korupsi mereka mampu membeli "aparat" untuk menyelamatkan hasil korupsinya. Demikian juga bandar narkoba, bukan hanya membeli jasa "aparat" tapi kadang menjadi ATM bagi sejumlah oknum.

Ach, entahlah....itulah ocehanku. Ocehan tak perlu ditanggapi, tapi silahkan berpikir. Pantaskah dan setujukah kalau koruptor juga dihukum "gantung" atau dieksekusi di depan regu tembak?[Maz]
Komentar

Tampilkan

Terkini