LANGSA - Studi banding atau Kunjungan Kerja (Kunker) yang dilakukan 25 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Langsa ke sejumlah daerah, dengan cara bertahap dinilai semakin membebani keuangan daerah setempat. Pasalnya, sejumlah biaya kunker tersebut disinyalir dibebankan kepada Satuan Kerja Perangkat Kerja (SKPK) setempat, Rabu (8/4).
Informasi yang diterima lintasatjeh, bahwa biaya yang dibebankan kepada SKPK diantaranya tiket pesawat. Hal ini jelas-jelas membebani keuangan daerah. Padahal, anggota DPR yang melakukan kunker itu telah memiliki anggaran perjalanan dinas sendiri.
Sehingga, bisa diasumsikan uang perjalanan dinas yang dimiliki anggota DPR itu hanya dipergunakan untuk keperluan pribadi. Kondisi ini sudah berlangsung lama bahkan bisa dikatakan kunker ini menjadi tradisi setiap tahunnya.
Jika melihat kondisi keuangan daerah saat ini dan bila dibandingkan dengan kondisi masyarakat Kota Langsa maka sangat miris. Artinya, anggota DPR yang melakukan kunker itu tidak mempunyai kepekaan terhadap kondisi daerah dan masyarakatnya. Seharusnya, uang yang dipergunakan untuk kunjungan kerja iti bisa dipergunakan untuk kepentingan masyarakat.
Selain itu juga, kunjungan kerja yang dilakukan anggota DPR setiap tahunnya tidak membawa dampak yang positif bagi kemajuan daerah dan masyarakat itu sendiri. Sehingga, kunjungan kerja ini bisa dikatakan hanya menghambur-hamburkan uang rakyat saja. Meskipun, tidak dilarang dalam aturan, akan tetapi seharusnya mereka bisa lebih memilih kepentingan masyarakat daripada harus melakukan kunker yang dinilai tidak ada manfaatnya sama sekali.
Sementara, Sekretaris Dewan DPRK Langsa, Samsul Bahri, S.Ag, ketika dikonfirmasi lintasatjeh, via telepon, menjelaskan, dirinya tidak mengetahui apakah biaya perjalanan kunker dibebankan kepada SKPK," Saya tidak mengetahui, karena itu urusan masing-masing komisi di DPR," ujarnya.
Sedangkan, berapa biaya perjalanan dinas untuk masing-masing anggota DPR dalam kegiatan kunker ini, dirinya tidak ingat berapa besar biayanya. Karena, ia juga sedang ikut kunker DPRK Langsa. [dedek]