Ilustrasi |
BANDA ACEH - The Habibie Center (THC) bersama Jaringan Survey
Inisiatif (JSI) akan menggelar seminar nasional bertema Demokrasi, Kekerasan
dan Pembangunan Perdamaian di Wilayah Pasca Konflik di Indonesia pada Kamis
(2/4) besok di Hermes Pelace Banda Aceh.
“Kegiatan ini untuk
mendiseminasi hasil penelitian terkait kekerasan dalam Pilkada di Maluku dan
Aceh kaitannya dengan demokrasi dan pembangunan perdamaian di wilayah paska
konflik,” kata Ketua pelaksana dari JSI, Ratnalia Indriasari.
Masih
menurut Indri, kegiatan yang didasarkan pada data Sistem Pemantauan Kekerasan
(SNPK-THC) terkait pemilukada di Indonesia (2005-2013) yang dianalisis
secara komparatif atas dua kasus berbeda, yaitu Aceh dan Maluku,
menunjukkan bahwa dua provinsi tersebut berada pada urutan teratas, di samping
Papua, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat.
“Tingkat kekerasan di
dua daerah ini (Aceh dan Maluku) lebih menonjol dilihat dari jumlah insiden dan
dampak yang disebabkannya, termasuk jumlah tewas, cedera dan bangunan rusak,”
kata Indri lebih lanjut.
Seminar
nasional yang dihadiri oleh seratus peserta ini akan diisi empat pemateri yaitu
Mohammad Hasan Ansori, Ph.D (Peneliti SNPK-THC), Robby Syah Putra (Komesioner
KIP Aceh), Chairul Fahmi, MA (Peneliti The Aceh Institute), Dr.
Effendi Hasan, dan MA (Dosen FISIP Unsyiah).
Peserta
kegiatan yang berlangsung sehari ini diikuti berbagai kalangan, seperti
akademisi, pemerintah, pegiat LSM, dan kalangan mahasiswa, pegiat LSM dan
politisi yang ada di Aceh. [rls/pin]