-->

Ayah Panton ajak Pemerintah Kembali ke Ajaran Indatu

02 April, 2015, 22.53 WIB Last Updated 2015-04-02T15:54:54Z
LHOKSUKON - Budayawan Aceh, Syamsuddin Jalil pun angkat bicara terkait aksi kriminalitas yang kian meningkat khususnya di Aceh Utara hingga tewasnya dua intel TNI Kodim 0103 Aceh Utara, beberapa pekan lalu.

Kata pria yang akrab disapa Ayah Panton, bahwa terlepas dari apapun kasusnya yang terpenting bagaimana upaya pemerintah Aceh untuk meniadakan kasus itu di Aceh yaitu dengan mengkomunikasikan kembali yang mungkin ada hal-hal yang terputus untuk perlu dirajut kembali dalam suatu keharmonisan.

“Karena di harmoni itu akan tercipta kestabilan," ucapnya yang ditemui lintasatjeh.com di kediamannya di Panton Labu, Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Kamis (2/4/2015).

Tanpa adanya keharmonisan menurut Ayah Panton tidak akan ada kestabilan. Harmoni itu kalau dalam bahasa guyonnya mungkin "orang akan sependapat jika orang itu sama-sama punya pendapatan". Jadi, artinya hari ini, kenapa orang menjadi tidak logis karena "logistiknya kurang".

"Penuhi dulu kebutuhan rakyat. Upayakan agar rakyat menjadi sejahtera dengan berbagai metode, gak usah ganjil-ganjil atau macam-macam. Tapi kembali ke ajaran Indatu (nenek moyang)," ujar Budayawan mengingatkan.

Lanjut dia, kenapa Aceh menurutnya pada masa lalu berjaya, kenapa Aceh bisa agung, dikenang dan dikenal oleh orang, karena Aceh punya metode. Dia menyebutkan bahwa tanpa metode Aceh tempo dulu mustahil bisa begitu.

"Justru Aceh tempo dulu itu ditiru orang, kenapa sekarang kita meniru orang lain, aneh kan!," ungkap Ayah Panton.

Ayah Panton juga mencontohkan kejayaan Aceh masa lalu itu sampai ditiru oleh negara Amerika. Menurutnya ketika Amerika belum jadi apa-apa Aceh sudah dikenal. Selanjutnya ketika Turki itu belum memiliki sebuah kekuasaan terbesar di dunia, negeri Pasai itu sudah jaya. Ratusan tahun lalu Aceh ini ditiru orang. Brunai saja menggunakan kitab Undang-undang Meukuta Alam pada zamannya raja Hasan ayahnya Hasanul Bulqiyah. Jika mengulas balik sejarah menurut Ayah Panton bahwa Aceh tempo dulu dari segala lini memiliki keunggulan yang luar biasa, tetapi dia menyayangkan mengapa yang terjadi pada hari ini justru hal itu diabaikan dan seakan-akan itu tidak bermakna.

Seharusnya, pemerintah mengupayakan dengan cerdas dan mensiasati terhadap apa yang terjadi hari ini. Karena dia meyakini masih banyak ruang-ruang yang bisa dilakukan untuk mensejahterakan rakyat, bukanlah memperjuangkan hal yang menurut rakyat belum begitu penting. Dia pun khawatir jika kesejahteraan rakyat diabaikan maka rakyat akan semakin jauh dari nilai-nilai ke-Islamannya.

"Seperti firman Tuhan yang menyebutkan kemiskinan itu mendekati kufur. Jadi hari ini terbukti dengan sebungkus mie instan mereka mau menukar agama," katanya. [pin]
Komentar

Tampilkan

Terkini