ACEH TIMUR - Abrasi pantai di daerah pesisir dalam wilayah Aceh Timur dilaporkan semakin meluas. Masyarakat pesisir Desa Matang Neuheun, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur meminta kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) untuk memperjuangkan pembangunan tanggul pemecah ombak.
Pasalnya selama terjadi abrasi tambak sejak tahun 1990, dan luar areal tambak warga yang telah menjadi laut lebih kurang mencapai 1 km, jika hal ini terus dibiarkan tidak tertutup kemungkinan dalam jangka waktu 5 tahun lagi areal tambak produktif warga, sirna ditelan lautan.
Demikian disampaikan Baharuddin, Keuchik Desa Teupin Pukat di depan anggota DPRA Darmawan dari Komisi 2 dan Hj. Ir. Fatimah dari Komisi 6, serta didampingi Wakil Ketua 1 DPRK Aceh Timur Samsul Akbar, SE, Anggota DPRK Suriadi dari Fraksi Partai Aceh, disela-sela meninjau abrasi pantai di kawasan pantai Rawamas Nurussalam, Aceh Timur, Senin (6/4).
"Abrasi pantai di daerahnya telah berlangsung sejak tahun 1990, diperparah lagi masa tsunami Aceh terjadi pada tahun 2004 silam, namun hingga saat ini sudah puluhan hektar lahan tambak warga yang telah hilang ditelan lautan, mulai dari Kuala Bagok Panah Kecamatan Darul Aman, hingga Kuala Bagok Kecamatan Nurussalam lebih kurang 6 Km, '' ungkap Baharuddin.
Sementara itu, anggota DPRA Darmawan kepada lintasatjeh.com mengatakan, pihaknya akan menerima semua laporan masyarakat tentang abrasi pantai yang terjadi di kawasan Bagok, Kecamatan Nurussalam, yang nantinya akan kita sampaikan ke Musrenbang Provinsi dan menjadi usulan DPRA kepada Pemerintah Aceh.
''Selain itu, pihak kita juga menerima laporan tentang dangkalnya sungai sebagai sumber debit air untuk kebutuhan tambak warga, tentunya kedua persoalan ini sangat mendesak dan harus segera direalisasikan, untuk kepentingan masyarakat dalam meningkatkan perekonomian keluarga mereka masing-masing,'' demikian pungkas Darmawan didampingi Hj. Ir. Fatimah disela-sela meninjau abrasi pantai di kawasan Bagok. [Iskandar]