-->

Oknum Pegawai Dishutbun Atim Tak Paham Profesi Wartawan

14 Maret, 2015, 15.04 WIB Last Updated 2015-03-14T10:18:10Z
ACEH TIMUR - Sebelum pihak wartawan mempublikasikan ke media massa terkait informasi yang disampaikan oleh Ketua LSM Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM), tentang program penanaman pohon rambung di Desa Alue Tui, Kecamatan Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, yang diduga sarat dengan masalah maka pihak wartawan terlebih dahulu melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait.

Salah seorang pihak yang dikonfirmasi oleh wartawan pada tanggal 12 Maret 2015 kemarin adalah Petugas Pengelola (Satgas_red) Program yang ditunjuk oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Atim, yakni Adi Dharma, SP. Namun ketika dikonfirmasi melalui nomor telefon selulernya 0813 7728 XXXX, Adi Dharma tidak mengangkat telefonnya dan sms juga tidak dibalas olehnya.

Anehnya, setelah berita tersebut terpublikasi disebuah media sosial kira-kira selama 6 jam lebih 23 menit, tepatnya pukul 18.53 WIB, tiba-tiba muncul sebuah pesan melalui Short Message Service (SMS) dari telefon seluler milik Adi Dharma ke telefon seluler milik seorang wartawan yang bernama Zulfadli Idris.

"Trima kasih....sy udah laporkan ini ke kadis dn sekretaris dan jg sudah jumpa wanda kuta binje," ini sms yang dikirim oleh oknum pegawai Dishutbut Atim, Adi Dharma, SP ke telefon seluler saya," kata Zulfadli Idris kepada media ini, Sabtu (14/3/15).

Menurut Zulfadli, sms yang dikirim oleh Adi Dharma kepada dirinya sangatlah tidak nyambung dengan perihal yang dia pertanyakan kepada Pegawai Dishutbun Atim yang saat ini telah menjadi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Program Pembibitan Sawit.

"Apa urusannya dia memberitahukan kepada saya bahwa dia telah melapor kepada pihak kadis dan sekretaris? Serta apa tujuannya dia menjumpai seseorang yang bernama Wanda Kuta Binjei? Memangnya siapa Wanda Kuta Binjei itu? Apakah Wanda Kuta Binjei sebagai pihak yang turut terlibat dalam program penanaman pohon rambung di Desa Alue Tui yang diduga sarat bermasalah tersebut? Ataukah sebagai body guardnya Adi Dharma?," tanya Zulfadli heran.

"Seharusnya Adi Dharma hanya menjelaskan tentang perihal yang saya pertanyakan yakni terkait kapasitas dirinya pada program penanaman pohon rambung di Desa Alue Tui dan kronologis tentang permasalahan program tersebut serta mengenai landasan hukum atas pengalihan fungsi mesin pompa air di lokasi pembibitan rambung ke program pembibitan sawit? Sedangkan yang kita ketahui, program pembibitan sawit mempunyai anggaran untuk membeli pompa air," tambah wartawan PPWI tersebut.

Dia juga menjelaskan, bukankah pengalihan mesin pompa air ke program pembibitaan sawit karena diduga ada hubungannya dengan jabatan Adi Dharma yang sekarang ini menjadi PPTK pada program yang selama ini terindikasi sebagai program multi problem di Dishutbun Atim?

Menurut informasi yang saya terima bahwa selama beberapa bulan, Adi Dharma menjadi PPTK Program Pembibitan Sawit, diduga telah terjadi beberapa permasalahan, diantaranya petugas teknis yang direkrut ditengarai warga yang berdomisili dan ber-KTP di wilayah Kota Langsa, bukan warga Aceh Timur.

"Adi Dharma, SP juga dikabarkan terindikasi sering memberikan uang (gratifikasi_red) kepada beberapa oknum yang datang dan menjumpai dirinya dikebun interest, Birem Bayeun," bebernya.

Ironisnya, saat saya konfirmasi terkait semua permasalahan tersebut pada Adi Dharma, dirinya terkesan marah terhadap saya dan mengatakan hal-hal yang tidak sewajarnya untuk disampaikan.

Ini beberapa sms yang dikirim oleh Adi Dharma, SP ke telefon seluler saya saat saya konfirmasi dirinya, kata Zulfadli yang juga menjabat sebagai Koordinator Liputan (Korlip) di Media Online globalaceh.com.

"Datang aja ke kantor hari senin kalo mau informasi...jangan asal hembus aja..."

"Tolong bapak liat apakah pekerjaan teman bapak wktu PPTK lama apa udah betul,cukup banyak masalahnya......"

"Saya gak buta tapi bapak yg gak paham......asal hembus aja....."

"Berarti anda tidak bisa di salahkan karena wartawan,anda kalo mau cari informasi datang ke kantor,sy punya kantor bukan orang pasaran"

"Terkait sms-sms tersebut, Zulfadli menduga kalau Adi Dharma tidak memahami yang saya pertanyakan. Seharusnya dia hanya menjawab tentang apa yang saya tanya dan memberikan konfirmasi atau tidak menjawab sama sekali (no coment_red), bukan menyampaikan pernyataan bodoh yang nantinya akan menjerat dirinya sendiri", jelasnya lagi.

Profesi saya adalah wartawan dan saya mempunyai hak dan saya bekerja sesuai kode etik jurnalistik dalam menghimpun informasi. Saya juga dilindungi oleh undang-undang untuk mengkonfirmasi terhadap berbagai informasi yang saya terima.

"Itu bukan dinamakan asal hembus seperti yang dituduh Adi Dharma kepada saya, tapi sudah menjadi kewajiban bagi saya yang sesuai dengan amanah UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 serta sangat dianjurkan oleh kode etik jurnalistik. Apakah dia paham tentang hal tersebut?" tanyanya lagi.

Untuk diketahui bahwa saya juga berhak mengkonfirmasi dia melalui telefon seluler dan untuk melakukan hal itu tidak ada keharusan bagi saya untuk menjumpai dia kantornya. Herannya saya adalah apa tujuan dia menjelaskan kepada saya bahwa dia bukanlah orang pasaran?

"Bahasa sms yang dikirim oleh Adi Dharma ke telefon seluler saya terindikasi bahwa dia telah melecehkan saya," pungkas Zulfadli.

Terkait perihal tersebut, Adi Dharma, SP, menjelaskan bahwa dirinya tidak stress dan tidak melakukan penyalahgunaan wewenang. [ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini