JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di
Jakarta, Rabu (18/3) sore, bergerak menguat sebesar 30 poin menjadi Rp 13.150
dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.180 per dolar AS.
"Indeks
dolar AS sedang mengalami konsolidasi menjelang hasil rapat moneter FOMC
(Federal Open Market Committee), di tengah situasi itu sebagian investor
mengambil posisi ambil untung terhadap dolar AS," kata Kepala Riset NH
Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Apalagi,
lanjut dia, perkiraan bank sentral AS (the Fed) yang masih bersikap sabar untuk
menaikan suku bunga AS (Fed fund rate) memberikan angin segar pada laju rupiah.
Di
sisi lain, lanjut dia, adanya sentimen dari Bank Indonesia yang mempertahankan
tingkat suku bunga acuan (BI rate) di 7,5 persen dan komitmennya untuk
melakukan intervensi di pasar valas menambah topangan bagi rupiah untuk kembali
bergerak menguat.
Ia
mengemukakan bahwa Bank Indonesia menyatakan untuk terus meningkatkan
langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah, termasuk intervensi di pasar
valas sesuai kondisi fundamentalnya maupun pembelian surat berharga negara
(SBN) di pasar sekunder juga menjadi faktor penguatan rupiah.
"Sentimen
dari dalam negeri cukup mampu membuat rupiah bergerak positif dan kami harapkan
penguatan ini dapat berlanjut," katanya.
Kepala
Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa bila the Fed
terindikasi masih akan lebih lama lagi untuk menaikan suku bunga, dolar AS bisa
melemah terhadap nilai tukar utama dunia. "Yang dikhawatirkan pasar yakni
sinyal kenaikan suku bunga AS lebih cepat dari perkiraan," katanya.
Sementara
itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (18/3) ini tercatat mata uang rupiah
bergerak menguat menjadi Rp 13.164 dibandingkan hari sebelumnya, Selasa (17/3)
di posisi Rp 13.209 per dolar AS. [ROL]