SAMARINDA - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim dalam tahun
anggaran 2015 mendapat alokasi pengadaan sebanyak 12.125 ekor sapi indukan dan
sapi bibit. Dana didapatkan dari APBD Kaltim, pemerintah pusat melalui APBN
Murni maupun dari APBN Perubahan.
"Pengadaan
dari APBD Provinsi Kaltim 2015 totalnya sebanyak 1.127 ekor, kemudian total
bantuan dari APBN 2015 melalui Kementerian Pertanian sebanyak 10.998
APBN," ujar Sekretaris Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)
Woro Triani di Samarinda, Sabtu (21/3).
Rincian
pengadaan sapi dari APBD Kaltim yang sebanyak 1.127 ekor itu adalah sebanyak
950 ekor merupakan sapi indukan jenis Brahman Cross (BC) bunting impor,
kemudian sapi lokal sebanyak 177 ekor. Sejumlah sapi tersebut untuk
didistribusikan ke sejumlah peternak sapi yang tergabung dalam Kelompok Tani
Ternak di seluruh kabupaten maupun kota di Kaltim.
Sedangkan
bantuan pengadaan sapi dari pemerintah pusat yang mencapai 10.998 ekor itu
adalah dari APBN Murni dialokasikan 698 ekor sapi lokal, kemudian melalui APBN
Perubahan dialokasikan pengadaan sapi indukan BC impor sebanyak 10.050 ekor,
dan sapi lokal sebanyak 250 ekor juga dari APBN Perubahan.
Jumlah
bantuan dari APBN yang hampir 11.000 ekor sapi tersebut, akan dimanfaatkan oleh
Dinas Peternakan Provinsi Kaltim untuk pengembangan sapi melalui integrasi sapi
dengan perkebunan kelapa sawit. Termasuk pola integrasi sapi dengan lahan eks
tambang batu bara.
Sapi-sapi
yang segera didatangkan ke Kaltim melalui bantuan Kementerian Pertanian, Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut merupakan sapi indukan jenis Barhman
Cross asal Australia.
Bantuan
tersebut merupakan salah satu langkah dalam mewujudkan 2 juta ekor sapi di
Provinsi Kaltim pada 2018, sehingga dalam beberapa tahun ke depan Kaltim akan
mampu swasembada daging asal sapi, bahkan akan mampu menjadi salah satu daerah
di Indonesia sebagai penyedia sapi.
"Sesuai
hasil rumusan dari Rapat Konsultasi dan Koordinasi Teknis Daerah tentang
Pembangunan Peternakan Kaltim beberapa hari lalu di Samarinda, diperoleh
kesepakatan tentang langkah selanjutnya dalam menindaklanjuti keberhasilan
pengembangan dari bantuan yang akan diberikan itu," kata Woro.
Rumusan
yang diperoleh dalam rapat tersebut di antaranya semua pihak terkait harus
berkomitmen tinggi dalam menjaga kontinuitas ketersediaan pakan. Kemudian harus
ada dukungan APBD dari kabupaten dan kota untuk penyebaran ternak sapi BC
indukan impor, yakni bantuan untuk pengadaan obat-obatan, penyebaran ternak,
pelatihan peternak, perbaikan kandang untuk kelompok ternak, dan pembinaan
terhadap kelompok ternak penerima bantuan sapi. [Beritasatu]