JAKARTA - Jaringan Aceh dituding ikut andil membantu pelarian 10
tahanan BNN. Satu di antara 10 napi yang kabur punya kemampuan semimiliter.
"Satu
di antara mereka ada orang terlatih semimiliter. Mantan yang dulu, (tapi) kami
tak mau menyebutkan," kata Kabag Humas BNN Kombes Selamet Pribadi di
Gedung BNN Cawang Jakarta Timur, Selasa (31/3/2015).
Selamet
tak mau membuka siapa satu tahanan yang dimaksud. Juga dari kelompok mana dia.
Sebanyak
10 tahanan BNN kabur, Selasa (31/3/2015) dini hari. Mereka melarikan diri setelah
menjebol tembok dan teralis sel ruang tahanan menggunakan gergaji.
Berikut
nama ke-10 tahanan yang kabur:
1.
Abdulah alias Dulah, 35, warga Langsa Baro, Aceh Timur
2.
Hamdani Razali, 36, Darul Aman, Aceh Timur
3.
Usman alias Roah, 42, Peurelak Barat, Aceh Timur
4.
Samsul Bahri alias Kombet, 42, Julok, Aceh Timur
5.
Hasan Basri, 35, Idi, Aceh Timur
6.
Erik Yustin, 39.
7.
Hary Radiawan alias Pak De, 47,
8.
Franky Gozali alias Thomas, 34.
9.
Apip Apriansyah, 33.
10.
M. Husein, 42, warga Matangkuli, Aceh Utara.
Menurut
Selamet, Dulah, Hamdani, Usman, Samsul, dan Hasan dicokok atas kasus
kepemilikan 78 kilogram sabu di Aceh. Apip dan Husein dibekuk karena menjadi
anggota jaringan peredaran 25,2 kg sabu di San Diego Hills Karawang.
Erick
ditangkap pada 30 Januari di Kemayoran, karena terlibat dalam peredaran 7,6 kg
sabu. Dia kaki tangan Sylvester Obiekwe, gembong narkoba yang kini mendekam di
LP Nusakambangan.
Harry
diciduk karena terlibat transaksi sabu seberat 5.327,3 gram dan 127 butir ekstasi
di kawasan Lebak Bulus, pada 4 Februari.
Franky
adalah tahanan titipan dari BNNP DKI Jakarta. Dia terlibat peredaran sabu 1,5
kg. Berkas kasus Franky sudah dinyatakan P21 dan akan diserahkan ke Kejaksaan,
Kamis pekan ini. [Metrotvnews]