ACEH TIMUR - Masyarakat di dua Desa Blang Awe, Kecamatan Madat,
Kabupaten Aceh Timur, dan Desa Teupin Gajah, Kecamatan Tanah Jambo Aye,
Kabupaten Aceh Utara, minta pemerintah membangun jembatan gantung sebagai
penghubung kedua desa itu.
Melirik
angka pertumbuhan ekonomi yang kian melemah. Masyarakat pinggiran sungai di
Desa Matang Awe, umumnya sebagai pekerja tani sawah dan kebun. Petani berharap
keberadaan Jembatan Gantung di desa itu menjadi prioritas utama sebagai
jalur lintas petani yang memiliki lahan sawah di Desa Teupin Gajah.
Seperti
yang sampaikan oleh Ayah Muda Alias Gechik Ramli, Desa Blang Awe, kepada lintasatjeh.com,
Senin (16/3).
Daerah
aliran sungai Tanah Jambo Aye menurut Ramli, arus sungainya tidak deras. Akan
tetapi sudah empat orang warganya dinyatakan meninggal dunia akibat terjatuh ke
sungai tersebut beberapa tahun lalu.
“Mereka karam akibat
jatuh ke sungai karena patah jembatan pada musim petani sawah," ujarnya.
Umumnya,
sambungnya lagi, warga Desa Blang Awe memiliki lahan sawah di Desa Teupin Gajah
dan meraka juga bertani di sana. Karena itu warga pun sudah merasa trauma
untuk membangun jembatan dari batang pohon pinang.
“Warga meminta kepada
saya agar membuat permohonan kepada pemerintah untuk segera dapat membangun
jembatan gantung di desa kami," ucap Ramli.
Dia menyebutkan, selama dua tahun ini sudah 5 KK warga pindah keluar
dari desa Blang Awe, “Saya khawatir semua warga saya yang memiliki tanah
sawah di desa Teupin Gajah itu. Maka juga ikut pindah ke desa di Kecamatan
Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara."
Oleh
karena itu, mengingat jarak dan waktu yang sangat jauh harus ditempuh oleh
petani yang saban hari nya mereka ke sawah berjalan melintasi jalan Besar dan
Jembatan Kota Panton Labu, bagi petani hal itu terlalu rumit dan memakan waktu
lama bagi mereka.
Ayah
Muda berharap kepada Pemerintah Aceh dan Dinas terkait agar segera dapat
memperioritaskan kebutuhan masyarakat petani untuk membangun 1 unit bangunan
jembatan gantung sebangai penghubung desa di dua kabupaten ini. [zm]