Ist |
BANDA ACEH - Kelompok bersenjata api di Aceh Timur pimpinan Nurdin Ismail alias Din Abu
Minimi membantah terlibat menculik dua anggota TNI di Nisam Antara, Aceh Utara.
Menurut
Din, kelompoknya tidak tahu soal penculikan dua anggota Intel Kodim 0103 diduga
oleh 15 pria bersenjata api.
Namun,
Din mengakui menculik Panglima Muda KPA wilayah Pasee Mahmud Syah alias Ayah
Mud, Minggu 22 Maret, pukul 19.30 waktu setempat, di dekat rumahnya di Desa
Kito, Kecamatan Samudera Guedong, Aceh Utara.
Nurdin
tidak menjelaskan alasan kelompoknya menculik Mahmud Syah.
Kelompok
Din pertama kali tampil pada 9 Oktober 2014. Mereka mengaku antiperdamaian
antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dengan persenjataan lengkap,
mereka menggelorakan perlawanan terhadap pemerintah Aceh.
Din
mengaku mendirikan markas di seluruh wilayah Aceh untuk melawan pemerintah
Aceh, salah satunya dengan cara melumpuhkan perekonomian.
Alasannya,
pemerintah tidak adil dalam memperhatikan nasib rakyat Aceh. Mantan anggota GAM
diklaim hingga saat ini belum merasakan wujud perdamaian seperti tertuang dalam
MoU Helsinki.
Dia
juga mengakui terlibat dalam serangkaian aksi kriminal bersenjata api di Aceh
Timur, di antaranya menculik warga negara Skotlandia pada Juni 2013, merampok
mobil perusahaan pelaksana pemasangan pipa gas PT CPM, serta sejumlah aksi
teror terhadap pengusaha lokal.
Sertu
Indra Irawan dan Serda Hendriyanto ditemukan tewas dengan luka tembak di
sekitar pinggang.
Keduanya
diculik pada 23 Maret, pukul 16.00 WIB oleh belasan orang bersenjata api. Saat
itu, keduanya sedang bertugas. Baca: (Ayahmud, Pangmuda KPA/PA Pasee Diculik)
Penculik
menggunakan pakaian campuran, seperti khas Brimob dan bercorak loreng. Mereka
membawa senjata api laras panjang. [lampost]