JAKARTA - Demam batu akik tengah melanda masyarakat, kadang
butuh jutaan rupiah hanya untuk menebus sebongkah batu mulia yang dianggap
berkualitas. Di kalangan dokter, ada batu lain yang membebani negara sampai
miliaran rupiah yakni batu ginjal.
"Batu
ginjal adalah batu akik paling mahal," seloroh dr Imran Agus Nurali, SpKO
dari Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan, dalam
temu media tentang hidrasi di Hotel Le Meredien, Rabu (4/3/2015).
Candaan
dr Imran bukan tanpa dasar. Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kementerian Kesehatan, dr Anung Sugihantono, MKes menyebut ada sekitar
1.050.000 pengidap penyakit ginjal kronis di Indonesia yang butuh dialisis atau
cuci darah secara rutin.
"Dialisis
biasanya seminggu dua kali, kalau sekali dialisis Rp 750.000 berarti tiap
minggu butuh Rp 1,5 juta. Untuk satu juta pasien, seminggu sudah habis Rp 1
miliar," papar dr Anung.
Baca
juga: Bertahun-tahun Hipertensi, Pasien Wajib Waspadai Kerusakan Ginjal
Penyakit
ginjal kronis yang membutuhkan dialisis kerap dipicu oleh batu ginjal.
Terbentuknya batu ginjal disebabkan banyak faktor, termasuk di antaranya kurang
asupan cairan. Dalam jangka panjang, kurang cairan memicu pengendapan di
ginjal.
"Kalau
seseorang mengalami dehidrasi, volume urine menurun. Padahal urine dibutuhkan
untuk membuang sisa metabolisme. Jika volume urine sedikit, maka urine akan
semakin pekat dan cenderuhng mengendap," jelas dr Maya Setyawati, MKK,
SpOk dari Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI).
Soal
harga, antara batu akik dengan batu ginjal memang tidak bisa dibandingkan.
Namun seloroh dr Imran tidak sepenuhnya salah, sebab bagi beberapa orang
kristal batu ginjal juga bisa difungsikan seperti batu akik yakni dipakai
sebagai pajangan.
"Ada
lho, oleh beberapa pasien batu ginjal dijadikan pajangan," tambah dr
Imran. [Detik]