SRAGEN - Tak mau kalah dengan daerah lain yang memiliki potensi
batu akik, Sragen juga tengah mengembangkan batu akik yang menjadi ciri khas
dan kebanggaan. Batu akik itu adalah batu akik Sangiran, yang berasal dari
fosil tumbuhan. Pilihan batu akik Sangiran dipilih karena sangat spesifik,
sangat khas Sragen dan tidak ada di daerah lain. Apalagi Sangiran menjadi
homeland atau rumah bagi kehidupan manusia purba yang hidup jutaan tahun lalu.
Bupati
Agus Fatchur Rahman mengatakan, dikembangkannya akik fosil Sangiran itu berawal
dari pemikiran sederhana. Yakni Sragen harus memiliki barang yang khas yang
bisa dijadikan sebagai cinderamata untuk menghormati tamu.
Ada
beberapa pilihan spesifik yang dimiliki Sragen. Yaitu batu akik dari fosil
tumbuhan yang ada di Sangiran, batik Sragen dan wayang beber.
“Dari ketiganya, dari
berbagai pertimbangan akhirnya saya memilih batu akik Sangiran yang paling
cocok untuk dijadikan souvenir khas Sragen apalagi saat ini juga tengah booming
batu akik dimana-mana,” kata Bupati ketika ditemui di Museum Manusia Purba
Sangiran, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe. Apalagi potensi fosil dari
tumbuhan yang ada di Sangiran juga sudah lama ada dan dikenal, serta tumbuh
semakin bagus karena saat ini muncul demam batu akik.
Fosil
tumbuhan adalah fosil yang boleh digunakan dan dimanfaatkan penduduk untuk
dibuat kerajinan, salah satunya adalah batu akik. Seperti yang diberikan Bupati
kepada Mentan beberapa waktu lalu, yakni batu akik berwarna coklat kemerahan
yang terbuat dari fosil pohon bambu. [Suaramerdeka]