LHOKSUKON - Forum Komunikasi Pemberdayaan Pemuda Aceh (FKPP-Aceh)
meminta seluruh masyarakat agar lebih hati-hati dan mewaspadai setiap kehadiran
lembanga asing yang masuk ke Aceh. Apalagi lembaga tersebut tidak pernah
melapor kepada instansi terkait tentang keberadaan mereka di Aceh.
Hal
tersebut disampaikan Koordinator
FKPP-Aceh, Rusli Muhammad, kepada wartawan menanggapi pemberitaan di media
terkait lembaga asing yang masuk ke Aceh, dengan misi-misi tertentu, Kamis
(19/2).
“Setiap lembaga asing
perlu kita koreksi keberadaan dan visi-misinya. Lebih-lebih lembaga
tersebut masuk tanpa diketahui oleh
aparat gampong, Muspika dan Muspida," ujar Rusli.
Menurutnya,
sekarang upaya-upaya pemurtadan tersebut sedang marak masuk ke Aceh, seperti
terjadi baru-baru ini beberapa tempat di Aceh ada yang membawa buku-buku
kristen menghina Agama Islam dan sebagainya. Sehingga, masyarakat patut
mewaspadainya.
Terkadang,
kata Rusli menambahkan, mereka menjanjikan atau memberi iming-iming sesuatu
jika masuk dalam lembaga tersebut akan diberikan uang atau gaji serta rumah.
Akhirnya,
masyarakat akan mudah terpengaruh dan
terseret ke dalam jurang yang lebih besar tersebut dikarenakan kondisi Aceh
terkini pengangguran masih berada di urutan nomor 2 di Indonesia dan kemiskin
yang talah bandingnya juga dengan daerah-daerah lain di nusantara ini.
Rusli
meminta kepada aparat penegak hukum dan seluruh instansi terkait serta seluruh
lapisan masyarakat, supaya selalu mewaspadai setiap lembaga asing masuk desa.
Ini
dimaksudkan, supaya tidak menimbulkan korban atau hal-hal yang tidak diinginkan
ditengah-tengah masyarakat Aceh yang sedang menikmati perdamaian saat ini. [01]