-->

PM Australia Ungkit Bantuan Tsunami Aceh, KCBI: Sangat Memalukan...!

21 Februari, 2015, 10.40 WIB Last Updated 2015-02-21T04:58:09Z


Ist.

LHOKSUKON - Kecaman terhadap PM Australia Tony Abbott terus berdatangan yang mengungkit masalah bantuan Australia terhadap bencana tsunami di Aceh.

Pernyataan PM Australia itu agar Presiden Jokowi memberikan grasi terhadap dua narapidana kasus narkoba sindikat Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

"PM Australia terlalu kekanak-kanakkan dalam menyikapi masalah eksekusi mati terhadap dua warganya," demikian dikatakan Manager Hukum LSM Kemilau Cahaya Bangsa Indonesia (KCBI) Aceh, Hidayatul Akbar, SH, kepada lintasatjeh.com, Sabtu (21/2).

Hidayatul Akbar menambahkan, Abbott memiliki komunikasi diplomasi yang sangat buruk, seharusnya dia tidak perlu mengaitkan bantuan Australia kepada Indonesia pasca tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004 silam, karena saat itu tidak ada satupun masyarakat Aceh yang meminta belaskasihan dari mereka (Australia), bantuan itu murni inisiatif kepedulian sosial mereka sebagai negara sahabat.

Menurutnya, pernyataan itu sangat memalukan keluar dari mulut seorang Perdana Mentri. Apa karena mereka telah membantu Indonesia, kemudian warganya bisa seenaknya merusak generasi penerus bangsa ini dengan mengedarkan barang yang diharamkan di negeri ini?

"Indonesia punya hukum jadi tolong hargai hukum yang berlaku di negeri kami,” tandas Hidayat.

Sebelumnya, sejumlah media menginformasikan Perdana Menteri Australia Tony Abbott, mendesak Indonesia untuk mengingat kontribusi besar Canberra dalam bantuan setelah tsunami dahsyat tahun 2004 dan membayar kemurahan hati itu dengan membatalkan eksekusi dua warganya yang divonis mati dalam kasus perdagangan narkoba di Bali.

Indonesia telah menegaskan bahwa Andrew Chan (31 tahun) dan Myuran Sukumaran (33 tahun), pemimpin kelompok perdagangan narkoba yang disebut Bali Nine, akan berada di antara kelompok narapidana berikutnya yang akan menghadapi regu tembak.

Namun, pihak Indonesia masih tutup mulut tentang kapan eksekusi akan berlangsung dan narapidana asing mana saja yang akan bergabung dengan dua warga Australia itu.

Abbott mengatakan, dalam meningkatkan tekanan terhadap Jakarta, ia terus berusaha "menjadi suara pribadi yang terkuat" kepada Presiden Indonesia Joko Widodo dan memperingatkan bahwa dirinya akan merasa "sangat sedih" jika permintaannya untuk membatalkan eksekusi itu diabaikan.

"Australia telah mengirim bantuan miliaran dollar," katanya, merujuk pada bencana tsunami yang menewaskan 220.000 orang di 14 negara. Dari jumlah itu, hampir 170.000 orang berasal dari Indonesia.

"Kami mengirim sebuah kontingen besar angkatan bersenjata kami untuk membantu di Indonesia dengan bantuan kemanusiaan. Saya ingin mengatakan kepada rakyat Indonesia dan Pemerintah Indonesia, kami di Australia selalu ada untuk membantu kalian dan kami berharap bahwa kalian mungkin bisa membalas dengan cara ini pada saat ini."

"Kami akan membuat ketidaksenangan kami diketahui. Kami akan membuat rakyat Indonesia tahu bahwa kami merasa sangat kecewa," kata Abbott ketika ditanya apa yang akan terjadi jika eksekusi tetap berlangsung.

"Saya tidak ingin memberikan penilaian yang buruk terhadap hubungan terbaik dengan seorang teman dan tetangga yang sangat penting."

"Namun, saya harus mengatakan, kami tidak bisa mengabaikan hal seperti ini begitu saja jika usaha yang kami lakukan diabaikan oleh Indonesia." [01]
Komentar

Tampilkan

Terkini