LHOKSUKON- Empat situs sejarah di tempat berbeda yang terdapat di
Kabupaten Aceh Utara telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 400 juta lebih. Hal
itu sebagaimana dikatakan Kabid Pariwisata dan Kebudayaan Dinas Perhubungan
Aceh Utara, Ir. Nurliana NA, kepada lintasatjeh.com, Jum’at (27/2/2015).
“Di Tahun 2014, ada
empat situs sejarah di wilayah kita yang telah kita rawat. Sedangkan total
anggaran perawatan ke empat situs tersebut mencapai Rp 400 juta lebih dari
APBK,” katanya.
Ia
merincikan, dari total Rp 400 juta lebih itu, masing-masing memakan anggaran Rp
190 juta untuk makam Sultan Nahrisyah yang terletak di Desa Kuta Krueng
Samudera. Kompleks Makam Tgk 44 yang juga terletak di Kecamatan Samudera
memakan anggaran Rp 97 juta.
Kemudian
untuk Makam Tgk Cut Bate Bardan yang terletak di Tanah Jambo Aye memakan
anggaran sekitar Rp 48 Juta. Sementara makam Tgk Raja Ahmad yang terletak di
Kecamatan Syamtalira Bayu memakan anggaran Rp 68 juta.
Dalam
hal ini pihaknya juga menjelaskan bahwa pihaknya hanya melakukan perawatan atau
menata tempat-tempat situs bersejarah dari hasil Tim Ekspedisi. Sedangkan
mengfugar, pihaknya tidak berwenang.
“Kita tidak berwenang
untuk mengfugar situs-situs bersejarah, itu adalah wewenangnya Badan
Pelestarian Cagar Budaya yang kita anggarkan. Kita hanya berhak menata,
merawat,” pungkas Nurliana.
Ditambahkannya,
untuk tahun 2015 ini pihaknya juga akan menata sebanyak 74 situs bersejarah
yang menyebar di lima kecamatan dalam Aceh Utara. Masing-masing di Kecamatan
Geureudong Pase, Samudera, Simpang Keuramat, Buloh, dan Tanah Jambo Aye.
“Hasil tim ekspedisi
kita, bahwa ada 74 situs bersejarah yang akan kita register di tahun 2015 ini
untuk di rawat seperti ke empat situs yang telah berhasil kita rawat di tahun
2014 lalu,” tukas Nurliana. [Chaisya
Malda]