BANDA ACEH - Dengan sepotong batu kita dapat dikenal diseluruh dunia dan bahkan batu jenis idocres Aceh yang terbaik di dunia. Aceh juga tercatat yang mencetuskan museum idocres pertama didunia.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPP ABPA, Abu Usman saat menghadiri rapat kerja membahas kondisi keamanan, ketertiban masyarakat dan regulasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Aceh, Asosiasi Pengusaha Batu Alam (APBA), Gabungan Pecinta Batu Alam (GaPBA) dan Kepolisian Daerah, di ruang Serbaguna DPRA, Selasa (17/2).
Abu Usman mengakui bahwa pertemuan tersebut merupakan momen yang sangat ditunggu. Dengan banyaknya potensi Alam Aceh, khususnya batu mulia. Masyarakat harus bersyukur kepada Allah SWT.
"Harapan kita, pertama para penambang batu yang ada di Aceh harus dibekali pendidikan. Kemudian masyarakat juga harus dikawal oleh pemerintah dan pemerintah harus mempermudah para pengusaha untuk memasarkan potensi alam yang menjadi icon Aceh," ujar Abu Usman.
Sementara itu, Ketua GaPBA Aceh, Nasrun Sufi menyebutkan potensi menjamurnya batuan di Aceh merupakan hal yang sangat positif untuk peningkatan perekonomian masyarakat. Namun, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan agar tidak merusak lingkungan.
"Untuk itu, GAPBA Aceh sudah membuat draf regulasi dan sudah mempunyai perwakilan di 15 kab/kota. Kita perlu membangun sebuah laboratorium yang memadai di Aceh supaya kita tidak salah dalam penamaan batu," ujar Nasrun Sufi seraya mengharapkan Pemerintah Aceh untuk memikirkan kampung pengrajin batu seperti di Suka Bumi, agar para pengrajin tersebut lebih terorganisir dan tertata.
Sedangkan, perwakilan Polda Aceh yang disampaikan oleh Kabag Penyidik Reskrim Khusus berjanji akan ikut andil dalam hal kamtibmas.
"Saya sendiri penggila batu, kita harus memiliki sebuah aturan yang mengatur tentang masalah batu ini, sebagai acuan supaya kita memiliki legitimasi hukum untuk bertindak lebih aktif dalam hal melindungi aset yang kita memiliki," pungkasnya.[ar]