Ist |
LHOKSEUMAWE - PT. Perta Arun Gas mengaharapkan Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dapat memanfaatkan gas secara optimal untuk pembangkit listrik dan
pengembangan kawasan industri di Sumatera Utara dan Aceh.
Kapal
bermuatan gas Tangguh asal Papua, tangguh Tuwoti tiba di Pelabuhan PT.Arun,
Lhokseumawe, Kamis (19/2/2015). Kargo pertama masuk di receiving terminal gas
(terminal penerima gas) untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN Batam.
“Kargo kedua
dijadwalkan awal Maret 2015. Sehingga setiap bulan, terminal bisa menampung
sampai tiga kargo gas. Dengan gas tersebut dipastikan mampu memenuhi kebutuhan
gas industri untuk Aceh dan Sumatera Utara,” demikian kata Presiden
Perta Arun Gas, Teuku Khaidir, pada acara penyambutan kargo pertama di
pelabuhan PT Arun, Lhokeumawe, Kamis (19/2).
Selain
untuk PLN, tambah Khaidir, gas juga diharapkan dapat menghidupkan kembali
sejumlah industri di Aceh yang menggunakan bahan bakar dan bahan baku gas alam,
sekarang ini tidak beroperasi lagi. Seperti PT.Aceh Asean Fertilizer (AAF)
telah lama mati akibat krisis gas. PT.Kerta Kraf Aceh (KKA), juga mengalami hal
yang sama setelah terhentinya suplai gas. Bahkan PT.PIM juga tidak berproduksi
normal karena tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan baku gas.
Sehingga, dengan adanya masuknya gas diharapkan sejumlah industri di Aceh dapat
beroperasi kembali, karena perusahaan tersebut mampu menyerap banyak tenaga
kerja.
Dalam
hal ini pihaknya juga sangat menantikan kargo perdana dari Tangguh LNG ini. Hal
ini menandakan bahwa pihaknya telah siap beroperasi secara penuh dan mulai
memasok gas yang dibutuhkan Indonesia. Melalui kapasitas Regas Unit terpasang
sebesar 405 MMSCFD, diharapkan PLN dapat memanfaatkan gas secara optimal untuk
pembangkit listrik dan pengembangan kawasan industri di Sumatera Utara dan
Aceh.
Sementara
Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan upaya ini merupakan langkah nyata
sektor hulu migas memprioritaskan kebutuhan domestik. SKK Migas berkomitmen
untuk meningkatkan pasokan gas untuk domestik. Sejak tahun 2003, pasokan gas
untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen per tahun. Pada 2013, volume gas
untuk memenuhi kebutuhan domestik lebih besar dibandingkan ekspor. Tahun 2015
ini, komitmen untuk domestik mencapai 4.403 BBTUD atau 61 persen, sementara
peruntukan ekspor sebesar 2.836 BBTUD.
Pengiriman
kargo ini menurutnya merupakan bagian dari komitmen Tangguh untuk pasar
domestik. Tangguh LNG, yang dioperasikan BP, dijadwalkan mengirim 9 kargo LNG
ke PLN di tahun 2015. Kargo dari Tangguh LNG ini membantu uji coba Arun
sehingga dapat memulai kegiatan operasional sebagai terminal regasifikasi LNG.
BP
Asia Pacific Regional President, Christina Verchere dalam siaran pers yang
dikirim kepada wartawan mengatakan, Pengiriman kargo tersebut merupakan
pencapaian penting bagi Tangguh dalam komitmennya untuk memasok gas ke pasar
domestik demi pemenuhan kebutuhan yang terus meningkat di Indonesia.
Para
mitra Tangguh bangga dapat mendukung commissioning fasilitas regasifikasi Arun
ini, dan berharap dapat terus secara aman mengirimkan kargo ke fasilitas ini di
masa mendatang. Menurutnya, Kapal LNG
Tangguh Towuti akan bersandar di terminal Arun selama 10 hari untuk mendukung
Terminal Regasifikasi dan Penerimaan LNG Arun memulai commissioning sebelum
beroperasi.
Kedatangan
kapal LNG Tangguh Towuti di Lhokseumawe, sebagai sinyal beroperasinya terminal
gas Arun. Sebelumnya Pertamina melalui Perta Gas juga telah membangunan pipa
jaringan Lhokseumawe-Batam sepanjang 370 km. Selain pipa, Perta Gas juga telah
membangun sarana penyimpan gas (gas storage). Pemeritah pusat telah
menghabiskan triliunan rupiah untuk kegiatan revitalisasi kilang gas Arun
Lhokseumawe. [01]