-->

Kargo Pertama Masuk di Receiving Terminal Gas Arun LNG

20 Februari, 2015, 06.30 WIB Last Updated 2015-02-19T23:40:45Z
Ist
LHOKSEUMAWE - PT. Perta Arun Gas mengaharapkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat memanfaatkan gas secara optimal untuk pembangkit listrik dan pengembangan kawasan industri di Sumatera Utara dan Aceh.

Kapal bermuatan gas Tangguh asal Papua, tangguh Tuwoti tiba di Pelabuhan PT.Arun, Lhokseumawe, Kamis (19/2/2015). Kargo pertama masuk di receiving terminal gas (terminal penerima gas) untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN Batam.

“Kargo kedua dijadwalkan awal Maret 2015. Sehingga setiap bulan, terminal bisa menampung sampai tiga kargo gas. Dengan gas tersebut dipastikan mampu memenuhi kebutuhan gas industri untuk Aceh dan Sumatera Utara,” demikian kata Presiden Perta Arun Gas, Teuku Khaidir, pada acara penyambutan kargo pertama di pelabuhan PT Arun, Lhokeumawe, Kamis (19/2).

Selain untuk PLN, tambah Khaidir, gas juga diharapkan dapat menghidupkan kembali sejumlah industri di Aceh yang menggunakan bahan bakar dan bahan baku gas alam, sekarang ini tidak beroperasi lagi. Seperti PT.Aceh Asean Fertilizer (AAF) telah lama mati akibat krisis gas. PT.Kerta Kraf Aceh (KKA), juga mengalami hal yang sama setelah terhentinya suplai gas. Bahkan PT.PIM juga tidak berproduksi normal karena tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan baku gas.

Sehingga, dengan adanya masuknya gas diharapkan sejumlah industri di Aceh dapat beroperasi kembali, karena perusahaan tersebut mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Dalam hal ini pihaknya juga sangat menantikan kargo perdana dari Tangguh LNG ini. Hal ini menandakan bahwa pihaknya telah siap beroperasi secara penuh dan mulai memasok gas yang dibutuhkan Indonesia. Melalui kapasitas Regas Unit terpasang sebesar 405 MMSCFD, diharapkan PLN dapat memanfaatkan gas secara optimal untuk pembangkit listrik dan pengembangan kawasan industri di Sumatera Utara dan Aceh.

Sementara Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan upaya ini merupakan langkah nyata sektor hulu migas memprioritaskan kebutuhan domestik. SKK Migas berkomitmen untuk meningkatkan pasokan gas untuk domestik. Sejak tahun 2003, pasokan gas untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen per tahun. Pada 2013, volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik lebih besar dibandingkan ekspor. Tahun 2015 ini, komitmen untuk domestik mencapai 4.403 BBTUD atau 61 persen, sementara peruntukan ekspor sebesar 2.836 BBTUD.

Pengiriman kargo ini menurutnya merupakan bagian dari komitmen Tangguh untuk pasar domestik. Tangguh LNG, yang dioperasikan BP, dijadwalkan mengirim 9 kargo LNG ke PLN di tahun 2015. Kargo dari Tangguh LNG ini membantu uji coba Arun sehingga dapat memulai kegiatan operasional sebagai terminal regasifikasi LNG.

BP Asia Pacific Regional President, Christina Verchere dalam siaran pers yang dikirim kepada wartawan mengatakan, Pengiriman kargo tersebut merupakan pencapaian penting bagi Tangguh dalam komitmennya untuk memasok gas ke pasar domestik demi pemenuhan kebutuhan yang terus meningkat di Indonesia.

Para mitra Tangguh bangga dapat mendukung commissioning fasilitas regasifikasi Arun ini, dan berharap dapat terus secara aman mengirimkan kargo ke fasilitas ini di masa mendatang. Menurutnya,  Kapal LNG Tangguh Towuti akan bersandar di terminal Arun selama 10 hari untuk mendukung Terminal Regasifikasi dan Penerimaan LNG Arun memulai commissioning sebelum beroperasi.

Kedatangan kapal LNG Tangguh Towuti di Lhokseumawe, sebagai sinyal beroperasinya terminal gas Arun. Sebelumnya Pertamina melalui Perta Gas juga telah membangunan pipa jaringan Lhokseumawe-Batam sepanjang 370 km. Selain pipa, Perta Gas juga telah membangun sarana penyimpan gas (gas storage). Pemeritah pusat telah menghabiskan triliunan rupiah untuk kegiatan revitalisasi kilang gas Arun Lhokseumawe. [01]
Komentar

Tampilkan

Terkini