LHOKSUKON - Warga enam desa di pedalaman Aceh Utara dan Aceh Timur resah pasca
putusnya jembatan ponton penghubung masyarakat kabupaten tetangga ini. Rusaknya
jembatan tersebut terjadi pertengahan Desember 2014. Itu sebabnya,
pemerintah Provinsi Aceh harus turun tangan.
Keuchik
Desa Lubok Pusaka, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Jaharuddin, kepada lintasatjeh.com, Minggu (1/02/2015), menyebutkan, ke enam desa yang dimaksud
adalah Desa Sejudo, Sah Raja dan Blang Seunong, Kecamatan Pante Bidari, Aceh
Timur.
Sementara
tiga desa lainnya adalah Desa Lubok Pusaka, Buket Linteung dan Sereukey,
Kecamatan Langkahan, Aceh Utara. “Rusaknya jembatan
tersebut disebabkan oleh banjir yang mengepung kampung kami, yang mengakibatkan
jembatan ponton terputus. Pasca putusnya jembatan ini, maka warga harus
menyeberang sungai dengan menaiki rakit,” jelas Jahar.
Menurut
Jahar, jembatan ponton ini adalah satu-satunya jembatan yang digunakan
warga enam desa tersebut untuk melintasi sungai terusan Arakundo-Jambo Aye,
itu saban hari. Atas dasar itu, beberapa warga menyediakan jasa rakit sebagai
transportasi penyeberangan. Untuk orang dewasa, pekerja harus membayar jasanya
Rp 10 ribu.
“Kalau kenderaan roda
dua Rp 15 ribu per unitnya, kalau orang Rp 10 ribu diambil, kalikan saja, bila
warga harus pulang pergi. Maka rata-rata warga harus mengeluarkan uang Rp 50
ribu untuk ongkos rakit, pasca jembatan ini putus. Kita sangat berharap
agar pemerintah segera memperbaiki jembatan ini,”
pinta Jahar yang diaminkan sejumlah warga lainnya.
Tiga
Rumah Hilang
Banjir
pertengahan Desember 2014 ini juga membuat sungai Arakundo-Jambo Aye
bertambah erosi. Tiga unit rumah warga Dusun Tanah Merah, Lubok Pusaka,
Kecamatan Langkahan, yang berada di pinggiran sungai itu ambruk ke dasar
sungai. Ketiga pemilik rumah ini adalah Anwar Syahdat, Rahman dan H Raman.
Pasca
hilangnya tempat tinggal, ketiga Kepala Keluarga (KK) tersebut harus mengungsi.
“Ada yang mengungsi ke bekas gedung SDN 7 dan ada juga
yang mengungsi ke rumah saudara atau anakanya. Maka kita sangat berharap
kebinjakan pemerintah untuk membangun korban ini,“
harap Jahar polos.
Jahar
memprediksi, kerugian yang ditimbulkan akibat banjir tersebut capai ratusan
juta rupiah. [Malek]