MALAYSIA - Sejak memasuki tahun baru 2015 lalu, beberapa
perwakilan organisasi Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF) di negeri Jiran Malaysia, telah melakukan rapat-rapat kecil di beberapa tempat.
Sambungan
daripada itu, pada Kamis lalu (19/2), organisasi pembebasan Aceh yang bercabang
di Malaysia melakukan rapat konsolidasinya di sebuah rumah kediaman warga Aceh
di Kuala Lumpur.
Peserta
berjumlah 45 orang dan kesemuanya adalah anggota beserta perwakilan ASNLF dari
berbagai wilayah di semenanjung Malaysia. Rapat tahunan tersebut diawali dengan
evaluasi kinerja ASNLF di tahun 2014 oleh Tgk. Syuhada.
Pada
kesempatan itu pula, dibacakan amanat tertulis dari Ketua Presidium ASNLF pusat
Ariffadhillah yang diwakili Tgk. Musafir sebagai ketua perwakilan ASNLF di
Malaysia.
Dalam
amanatnya, Ariffadhillah menggarisbawahi bahwa perjuangan Aceh Merdeka belum
usai dan mengakui bila terjadi halangan dalam perjalanannya. ”Rapat
konsolidasi ini adalah bagian dari memperkuat barisan. Bila terjadi konflik internal, maka musyawarah adalah solusinya,”
ujar Arif dalam amanatnya yang berbahasa Aceh.
Pada
sisi lain, pria yang bermukim di Jerman ini mengingatkan kepada peserta rapat
bila tantangan pergerakan kedepan akan makin berat. Walaupun demikian, ASNLF
tetap bersemangat dan penuh harapan, melalui musyawarah-musyawarah, serta
dialog-dialog maka pergerakan akan semakin berkembang dan solid.
Setelah
pembacaan amanat, diikuti dengan perkembangan terbaru kegiatan ASNLF di Eropa
diantaranya dipaparkan hasil diplomasi keanggotaan ASNLF sebagai wakil Aceh di
UNPO Belanda, ikut workshop dan demo Self Determination di Brussels, serta
pembicara tentang kondisi HAM masa lalu Aceh dalam side event di gedung
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jenewa, Swiss.
Dalam
kesempatan itu pula diperkenalkan mahasiswa Aceh yang sedang menempuh
pendidikan di salah satu universitas di Kuala Lumpur. Kemudian
dilanjutkan dengan laporan lisan perkembangan dari nanggroë Aceh oleh Abi
Lamkalut. Wakil ketua perwakilan ASNLF di Malaysia ini mengutarakan
pengalamannya selama 4 bulan di Aceh dalam melakukan perekrutan anggota ASNLF
dari berbagai kalangan atau golongan masyarakat.
Dalam laporannya, Abi Lamkalut
menyampaikan perkembangan perjuangan Atjèh Meurdéhka yang patut dibanggakan.
Program penerangan tentang pergerakan pembebasan Aceh telah berkembang kembali
dan semakin mendapat simpati masyarakat hampir di seluruh pelosok Aceh.
Tgk.
Meurah Jeumpa selaku sekretaris ASNLF Malaysia, menghimbau semua anggota,
simpatisan rakyat Aceh di rantau ini agar terus memfokuskan diri pada tujuan
sebenarnya perjuangan Atjèh Meurdéhka, yakni mencapai Aceh yang berdaulat.
Untuk mencapai tujuan itu perlu peningakat kualitas kerja dan kedisiplinan,
serta menjunjung tinggi konsitusi perjuangan.
Dalam
sesi tanya jawab, Tgk. Singa Raja selaku ketua ASNLF wilayah Johor turut
memberi apresiasi dan ikut menegaskan, agar perjuangan Atjèh Meurdehka tidak
surut, apalagi berhenti sebelum Aceh diakui berdaulat oleh dunia internasional.
Selanjutnya,
Tgk. Sigli dari sagoë Subang menghimbau rakyat Aceh perantau di Malaysia agar
menjaga hubungan persaudaraan Aceh-Malaysia terus terjalin dan menghormati
hukum negara Malaysia. Para peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah di
seputaran Kuala Lumpur seperti Sungai Buloh, Subang, Chowkit, Selayang, Kajang,
Gombak, Batang Berjuantai hingga dari Semenyih, Negeri Sembilan.
Rapat
konsolidasi tersebut diakhiri dengan doa bersama kepada korban perang dan
tsunami Aceh, termasuk untuk Wali Negara Tgk Hasan di Tiro. [rls]