JAKARTA
- Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muslim Indonesia (MIUMI) Malang, Faris
Khoirul Anam mengatakan bahwa mengkorelasikan serta mengimplementasikan wujud
cinta dan kasih sayang kepada teman, sahabat, istri atau suami dengan valentine
itu tidak dibenarkan dalam ajaran agama Islam.
“Mengapa harus
merayakan kasih sayang pada hari valentine, meskipun misalnya oleh pasangan
yang sudah menikah? Umat Islam tidak perlu mengkorelasikan hal-hal yang seperti
itu,” kata Faris kepada hidayatullah.com menanggapi kasus
munculnya papan reklame milik Batu Wonderland Hotel yang meresahkan umat Islam,
Selasa (27/01/2015). [baca: MIUMI Malang: Papan Reklame Batu Wonderland Hotel
Strategi Non-Islam Merusak Generasi Muslim].
Menurut
Faris konsep cinta dan kasih sayang dalam agama Islam itu banyak dan bisa
dilakukan kapan saja sesuai dengan syari’at. Misalnya, dengan
tahaadduu tahaabbuu (saling memberi hadiah supaya kamu saling mencintai.red)
yang merupakan perintah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wassalam tanpa mengait-ngaitkan ataupun harus menunggu datangnya Valentine’s
Day.
“Lebih penting lagi
umat Islam mempunyai ajaran-ajaran dahsyat dari pada sekedar simbolisasi,”
tegas pengurus Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.
Faris
menuturkan jika Rasulullah memiliki sifat penyayang yang luar biasa, baik
kepada istri, sahabat, anak kecil, bahkan kepada musuh sekalipun. Selain itu,
lanjutnya, sifat kasih sayang Rasulullah juga “lintas
makhluk”, meliputi binatang maupun benda mati dan banyak
riwayat yang mengisahkan hal itu.
“Nah, kita nggak kenal
siapa Valentino yang ada dalam perayaan Valentine’s
Day. Hanya karena bombardir informasi dan gegap gempita personalisasi
Valentino, masyarakat kita ikut-ikutan. Itu problem terbesar masyarakat
sekarang yang tidak mengetahui dasar tentang apa yang mereka lakukan,”
ujar Faris.
Sementara
itu, Faris menyampaikan jika dirinya memiliki kenalan baik seorang kepala KUA
di salah satu kecamatan di kota Malang. Kepala KUA tersebut, lanjutnya, pernah
menceritakan suatu fenomena yang membuat hati miris.
“Suatu hari seorang
Modin bertamu dan berkata kepada saya, ‘Pak, coba Anda
perhatikan setiap Maret-April pasti ada yang mengajukan dispensasi nikah ke
Pengadilan Agama, sebab yang perempuan itu hamil duluan. Ini akibat bapak
ibunya bersuka cita atau tak mau tahu di jalan-jalan saat malam tahun baru.
Sementara anak gadisnya dititipkan ke pacar atau kekasihnya. Pola yang sama
didapati pada bulan April-Mei. Kalau yang ini hasil ‘produksi’
Valentine’s Day pada bulan Februari,”
kata Faris mengutip cerita Ketua KUA tersebut.
Dosen
UIN Sunan Ampel Surabaya itu mengatakan ada tiga generasi yang menjadi fenomena
sekarang ini. Pertama, generasi mindset yaitu generasi yang pikiran dan bawah
alam sadarnya sudah disetir oleh media besar. Kedua, generasi mind less yaitu
generasi yang tidak punya pikiran dan ini jauh lebih parah. Ketiga, generasi
yang mind power yaitu generasi yang melakukan sesuatu dengan dasar pengetahuan
ilmu serta menyadari bahwa semua perbuatan ada konsekuensi dan tanggung
jawabnya, baik di dunia maupun akhirat.