JAKARTA - Pernyataan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono yang mengungkapkan adanya upaya "pembersihan" orang-orang kepercayaannya dalam pemerintahan ditanggapi sinis oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Paloh pun tampak malas menanggapi pernyataan itu.
Dengan nada tinggi, Paloh meminta SBY yang menjawab sendiri informasi tersebut. "Tanya SBY-lah. Dia sudah 10 tahun menjadi presiden!" kata Paloh saat ditemui di kantor DPP Partai Nasdem, Rabu (21/1/2015).
Wartawan pun menanyakan apakah informasi yang dimiliki SBY itu benar. Namun, tanpa mendengar pertanyaan tersebut, Surya pun kembali menjawab dengan nada bicara meninggi.
"SBY paling tahu itu! Dia yang bertanya dan dia pula yang harus jawab," ujar pemilik Media Group tersebut.
SBY kaget
Seperti diberitakan, Susilo Bambang Yudhoyono bersuara terkait konflik pemilihan kepala Polri. Ia menanggapi adanya usaha "pembersihan orang-orang SBY" dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Di tengah-tengah situasi politik yang menghangat saat ini, saya juga mendengar sejumlah isu, mungkin juga 'provokasi', yang bisa memecah belah di antara kita semua. Termasuk antara Presiden Jokowi dengan saya. Diisukan bahwa yang tengah dilakukan sekarang ini adalah pembersihan 'orang-orang SBY', baik di jajaran TNI, Polri, maupun aparatur pemerintahan," kata SBY dalam akun Facebook pribadi miliknya yang ditulis pada Minggu (18/1/2015).
SBY yang mendengar isu tersebut langsung kaget. Ia menilai, jika yang dimaksud dalam isu itu adalah orang-orang dalam Kabinet Indonesia Bersatu, maka hal itu wajar saja. Namun, yang beredar adalah isu pembersihan di jajaran TNI/Polri.
SBY yang menulis ketika sedang berada di Cikeas ini kemudian melanjutkan, pembersihan perwira tinggi TNI/Polri itu adalah suatu usaha yang tidak masuk akal. Ia pun menilai, perwira tinggi TNI/Polri adalah kalangan profesional, bukan politik.
"Apa salah dan dosa mereka? Pengangkatan para pejabat di jajaran TNI & Polri ada mekanismenya," lanjut SBY.
Meski menanggapi isu yang beredar tersebut, SBY tidak yakin Jokowi akan melakukan pembersihan tersebut. "Kalau hal itu terjadi, bagaimana pula nanti jika Presiden baru pengganti Pak Jokowi juga melakukan 'pembersihan' yang sama," tulis SBY. [Kompas]