Komjen Pol Budi Gunawan. (ist) |
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama ini menjadi lembaga superbody dan
tidak lagi diragukan kredebilitasnya, namun bukan berarti KPK dapat
menghalalkan segala cara dalam upaya menegakkan supremasi hukum di Republik
Indonesia.
“Sehingga KPK mengesampingkan
tata cara, aturan bahkan pedoman yang menjadi pegangan kita semua selama ini,
yakni KUHAP. Hari ini jelas Pimpinan KPK Abraham Samad telah
memporak-porandakan tatanan Hukum di Negara kita,” demikian disampaikan Ketua Mabes Anti Korupsi, Rahman, SH, di Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Menurutnya, bagaimana seorang
dijadikan tersangka tanpa ada tahap awal pemanggilan, ataupun pemeriksaan
saksi-saksi, dan penetapan tersangka kepada calon kandidat kuat Kepala Kepolisian
Republik Indonesia (Kapolri) Komjen Pol Budi Gunawan, yang dinilai sangat bernuansa
politis.
Kemudian dengan kedigdayaannya
pula, Ketua KPK Abraham Samad melakukan langkah pencekalan terhadap Budi Gunawan
pada hari ini, seakan-akan tak mau buruannya hilang.
“Sebenarnnya ada apa antara AS
dan BG?,” tandasnya.
Sehingga, AS begitu bernafsu
memburu Jenderal Polisi peraih Bintang Adhi Makayasa, lalu kemudian publik
bertanya-tanya jika memang BG melakukan serangkaian praktik korupsi yang
dituduhkan KPK, mengapa baru kali ini KPK sangat bernafsu memburunya. Sementara,
selama ini dugaan kasus rekening mencurigakan ini ramai dibicarakan sejak tahun
2010 dan dalam rentang waktu yang amat panjang 2010-2014/15 KPK terlihat kalem
dan 'cool' terhadap kasus ini. Namun kenapa baru sekarang ketua KPK AS cs terlihat
seperti kebakaran jenggot-nya.
“Kami sangat mendukungmu KPK,
bahkan sedikit saja kami hampir men-Tuhan-Kan Mu, namun jangan juga membuat
kami menjadi kafir dan sesat atas semua praktik amoral perbuatanmu,” ucap
Rachman.
Disatu sisi, ketika ramai
beredar foto mesra mirip AS, AS seperti kalang kabut buru-buru mengklarifikasi
seakan takut predikat 'Nabi-Nya' terciderai, padahal publik memahami akan ada
ruang klarifikasi, setelah nanti para ahli telematika meneliti gambar tersebut,
coba kita lihat, hal ini sangat berbeda dengan BG.
Lain halnya BG, ia justeru terlihat
santai dan memanfaatkan ruang klarifikasi untuk menjelaskan duduk persoalan
yang disangkakan atas dirinya seperti pagi sampai siang/sore hari pada fit and
proper test di Komisi III DPR RI.