LHOKSUKON - Seorang kakek
terus berjalan kaki arungi batu-batu kerikil. Tak peduli cuaca panas yang
membuat kulitnya nyaris terbakar. Pakaiannya basah karena keringat. Kopiah yang
dipakai di kepalanya pun nyaris sama dengan usia si kakek yang sudah renta.
Raut wajahnya tampak lelah,
mulutnya terlihat seperti orang yang sedang mengucapkan sesuatu. Badan kurus
serta kulit yang sudah keriput malah membuat si kakek kuat untuk berjalan. Tak
ada kata-kata pantang menyerah darinya.
Ia bernama Nurdin, nama
sandinya adalah Pakwa. Ia kelahiran tahun 1956, ia tinggal bersama seorang
isteri dan tiga anaknya di Desa Cot Hasan KM 12 Lhoksukon, Aceh Utara.
Saat itu, jarum jam
menunjukkan pukul 12:00 WIB. Tentu perut pun semakin lapar, tenggorokan kian
kering. Tapi ia harus berusaha untuk bisa bawa pulang hasil perjalanannya hari
ini, Jumat (16/01/2015).
Hanya bermodal tiga botol
"Ie Jok" atau Air Nira dalam bahasa Indonesia, si kakek ini singgah
di salah satu sekolah di Cot Girek. Seraya mengucapkan salam Kepada guru-guru
disana yang sedang menjaga tugas piket. Iapun menawarkan tiga botol air nira
itu.
Lantas, rezekipun sepertinya
belum juga datang. Perut yang semakin lapar dan tenggorokan yang semakin kering
(haus) terus memaksa dirinya untuk menawarkan air nira itu kepada semua guru
tak mesti yang sedang piket.
Untuk satu botol ia jual Rp 5
ribu rupiah, hanya satu botol yang terjual waktu itu. Belum cukup baginya untuk
melengkapi makan siang dirumah bersama keluarganya.
Menunggu memang hal yang
paling membosankan, namun tidak bosan bagi si kakek ini. Dengan tekun ia terus
melakoni profesinya. Dia kemudian meninggalkan sekolah tersebut dan menawarkan
kepada khalayak ramai ditempat lain.
Dari satu pintu kepintu lain,
Pakwa menawarkan "Ie Jok" kepada pedagang. Belum ada yang ingin
membeli dagangannya itu walau nyaris 20 pintu toko yang ia tawarkan.
“Cuma Lima Ribu
rezeki hari ini. Cukup untuk beli ikan asin,” ucap Pakwa senyum
sumringah. Berteduh dibawah kerimbunan pohon, ia pun curhat tentang lika-liku
profesinya sebagai penjual maupun pencari air nira.
Mencari air nira sangatlah
tidak mudah baginya. Butuh waktu satu minggu untuk menunggu air-air nira itu
agar menghasilkan hasil yang maksimal. “Tidak mudah, mesti satu
minggu,” ucapnya.