JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Tedjo Edhy Purdjiatno mengatakan Presiden Joko Widodo kemungkinan tidak akan
mengganti posisi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Menurut Tedjo, hingga kini, pemerintah belum mengadakan
pembicaraan internal mengenai kandidat Kepala BIN.
"Selama ini, belum ada pembicaraan lagi mengenai itu.
Kalau belum diganti-ganti, berarti cocok, dong," kata Tedjo pada Tempo di
Jakarta, Jumat, 5 Desember 2014.
Jokowi, kata Tedjo, menilai bahwa Kepala BIN Marciano Norman
masih memiliki kemampuan yang cukup untuk menjabat posisi itu. "Beliau menganggap
masih cocok," kata Tedjo.
Secara peraturan, Tedjo mengatakan, tidak ada keharusan
untuk mengganti posisi Kepala BIN saat ini. Tidak menutup kemungkinan, bahwa
Marciano akan terus menjabat Kepala BIN dalam beberapa tahun ke depan.
"Boleh terus, tidak melanggar secara peraturan undang-undang. Pokoknya
terserah presiden mau digunakan hingga kapan."
Setelah pelantikan Kabinet Kerja, Jokowi dikabarkan akan
mengganti Marciano. Saat itu, Jokowi telah memiliki beberapa kandidat yang
sudah dibahas secara internal. Namun hingga kini, belum ada keputusan mengenai
kepala BIN. Beberapa nama yang sempat masuk bursa calon Kepala BIN adalah Asad
Said Ali, Fachrul Rozi, dan Sjafrie Sjamsoeddin.
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengakui, hingga kini,
memang belum ada lagi pembahasan terkait kepala BIN. Menurut Andi, Jokowi masih
fokus mengisi beberapa posisi di kementerian dan Kementerian BUMN. "Soal
Kepala BIN belum dibahas. Sekarang masih fokus pada pengisian jabatan yang lain
di kementerian dan BUMN," kata Andi. (Tempo.co)