ACEH TIMUR - Aksi pengeroyokan dan penganiayaan terhadap salah seorang Buruh Harian Lepas (BHL) Perkebunan Julok Rayeuk Utara (PJRU), beberapa waktu lalu, telah menimbulkan rasa trauma bagi korban Pariani. Meski demikian, anggota keluarga Oknum Polisi membantah kalau putra mereka yang berprofesi sebagai aparat penegak hukum tersebut terlibat penganiayaan.
"Anak saya yang polisi tersebut tidak ikut memukuli Pariani. Saat itu, dia hanya berpura-pura mengokang senjatanya karena ingin membantu saya, karena dia mengira saat itu saya sedang dikeroyok," dalih NDR terkait keterlibatan anaknya, YZ, yang berstatus anggota Polisi berpangkat Briptu. Hal tersebut disampaikan NDR saat dikonfirmasi wartawan, Senin (24/11).
Pengakuan NDR di beberapa media sosial bahwa sang oknum Polisi tidak ikut memukuli Pariani, telah membuat berang warga. Karena warga yang melihat langsung kejadian pengeroyokan dan penganiayaan terhadap Pariani, Briptu YZ memang turut menganiaya korban, justru pengakuan NDR telah menunjukkan kebohongan besar.
Salah satu warga, Tgk. Ismail Amin alias Abu, warga Nesh Sa, Jumbo Lubok, kepada wartawan, Kamis, (27/11), melalui pers realeasenya mengatakan bahwa dirinya adalah salah seorang saksi mata yang melihat langsung tentang perilaku yang tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh seorang ibu yang berinisial NHR, beserta kedua anaknya, OPT dan Briptu YZ.
Abu juga menambahkan, saat itu lebih 50-an orang melihat aksi pengeroyokan dan penganiayaan terhadap Pariani, yang terjadi areal bengkel PJRU, seminggu yang lalu. Berarti, ada 50-an orang berani bersaksi bahwa saat itu Briptu YZ datang ke TKP dengan menenteng senjata laras panjang dan sengaja mengokang senjatanya di hadapan banyak orang. Lalu mengeluarkan kata-kata akan menembak siapa saja yang membela Pariani.
"Semua yang berada di TKP juga melihat bahwa setelah menyampaikan ancaman tersebut, Briptu YZ langsung menyerbu ke arah Pariani yang baru saja ditinju wajahnya oleh OPT. Dan setibanya Briptu YZ di hadapan Pariani, dirinya langsung meludahi wajah Pariani, lalu memaki serta menonjok kepala Pariani," beber Abu.
Setelah itu, Abu melanjutkan, Briptu YZ dan abang kandungnya, berinisial OPT, terlihat saling berlomba memukuli Pariani. Tidak lama kemudian sang ibu, NDR, merasa tidak mau ketinggalan untuk ikut menganiaya Pariani dengan cara menjambak-jambak rambut wanita setengah baya yang terlihat sudah mulai tidak berdaya.
"Walau saat itu, Pariani sempat dua kali berusaha menghindar dari penyiksaan mereka bertiga, namun Briptu YZ dan OPT masih terlihat beringas, kemudian terus melakukan pengejaran terhadap Pariani. Saat itu Briptu YZ bukan saja memukul dengan tangan saja, malah menendang Pariani dengan kakinya," jelas Abu dengan nada geram.
Oleh sebab itu, saya mempertanyakan "Siapa berani bersaksi bahwa 'Briptu YZ' tidak menganiaya Pariani ?," demikian kata Tgk. Ismail Amin alias Abu seraya meminta aparat kepolisian secepatnya memproses kasus ini agar Pariani memperoleh keadilan.(ar)