JAKARTA - Prajurit TNI Yonif 134/Tuah Sakti dan anggota Brimob Kepulauan Riau, terlibat bentrok beberapa waktu lalu. Buntut dari ketegangan itu, Pangdam Bukit Barisan, Mayor Jenderal Winston Simanjuntak, dan Dandim 0316/Batam, Letkol Inf Josep Tarada Sidabutar, dicopot.
Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat mendampingi Presiden Jokowi dan Wapres JK bertemu para Panglima Komando Utama di Istana Bogor, Jumat (28/11).
"Kodam I kan panglimanya ganti, Dandim juga diganti. (Prajurit) ya nanti dipecat. Tapi laporan dari KSAD sudah ada, itu segera. Kita cari masalahnya, kalau memang dipecat ya dipecat, kalau memang salahnya jangan dipecat, jangan. Kalau ditunjuk kamu salah, dia terima," ungkap Ryamizard.
Ryamizard memberi saran agar proses pemecatan tidak menimbulkan kemarahan dari prajurit yang lain.
"Waktu saya pecat 20 orang di Medan, enggak ada (protes). Sampai sekarang tidak ada yang tidak puas dia mengerti. Kita berikan pengertian. Prajurit, saya pemimpin kamu, pemimpin harus cinta dan sayang pada anak buah. Kalau saya tidak sayang kamu, saya bukan pemimpin. Tapi besok ada 20 orang di antara kalian akan dipecat. Tapi bukan saya yang pecat, tapi hukum yang berkata begini. Saya harus terima dan kamu harus terima. Selesai sudah," jelas Ryamizard.
Dia lantas membagi tips bagaimana dulu dirinya bisa menjaga bawahan agar tak terlibat bentrok dengan Korps lainnya.
"Saya setiap minggu olahraga dan berlatih bersama kodam, korem, marinir. Jadi kuncinya kedekatan antara pimpinan ke bawah. Pimpinan ketawa-ketawa, tapi yang bawah nggak bisa ketawa, ajak bersama," tambahnya.
Terkait pemberhentian ini, lanjut Ryamizard, sudah dikomunikasikan lebih dulu dengan Presiden Jokowi. "Tadi ditegaskan lagi oleh presiden, kalau harus pindah, ya dipindahkan. Kalau harus dihukum ya dihukum. Harus dipecat ya dipecat. Itu tegas tadi Pak Presiden. jadi sebelum dilakukan," pungkasnya. (merdekacom)