-->

LSI: "Wong Cilik" Tak Puas dengan Kinerja Jokowi

21 November, 2014, 18.50 WIB Last Updated 2014-11-21T11:56:31Z
JAKARTA - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ade Mulyana mengatakan, hasil survei LSI menunjukkan hanya sedikit "wong cilik" yang mengaku puas atas kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. Padahal, kata Ade, banyak dari pendukung Jokowi saat Pemilu Presiden yang merupakan masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Terlebih lagi, Jokowi baru saja menetapkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak sebesar Rp 2.000.

"Dari ketiga segmen ekonomi, para 'wong cilik' yang paling sedikit menyatakan puas atas kerja Jokowi. Wong cilik paling merasakan dampak kenaikan BBM," ujar Ade dalam rilis survei "Jokowi Pasca Naiknya BBM" di Jakarta, Jumat (21/11/2014).

Berdasarkan hasil survei LSI, sebanyak 39,60 persen responden di kalangan menengah ke bawah mengaku puas pada kinerja Jokowi. Sedangkan 48,52 persen lainnya mengaku tidak puas akan kinerja Jokowi dan sebesar 11, 88 persen responden tidak menjawab.

Sementara pada kalangan menengah, sebanyak 60 persen responden menyatakan puas atas kinerja Jokowi sejak dilantik sebagai presiden. Sedangkan sebesar 40 persen responden mengaku tidak puas.

Ade mengatakan, pada kalangan menengah ke atas, sebesar 48, 44 persen responden mengaku puas atas kinerja Jokowi dan sebesar 37,5 persen merasa tidak puas. Sementara responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 14, 06 persen.

Menurut Ade, hasil survei tersebut menyatakan bahwa Jokowi mulai ditinggalkan pendukungnya yang mayoritas berasal dari 'wong cilik' pasca kenaikan harga BBM.

"Mayoritas pendukung Jokowi justru 'wong cilik' ini. Ketika masyarakat pendukungnya tidak puas, ini 'warning' juga," kata Ade.

Survei ini dilakukan dalam pada 18-19 November 2014 menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,9 persen. Jumlah responden yang terlibat dalam survei ini sebanyak 1.200 orang yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. LSI juga melengkapi surveinya dengan metode analisis media dan wawancara mendalam. (Kompas)
Komentar

Tampilkan

Terkini