-->

Kenaikan Harga BBM Menghemat Uang Negara Rp 100 Triliun

18 November, 2014, 10.09 WIB Last Updated 2014-11-18T03:09:09Z
JAKARTA - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebesar Rp 2.000 per liter akan menambah laju inflasi 2014 sebesar 2 persen.

"Jadi kalau diambil baseline 5,3 persen, maka perkiraan akhir tahun inflasi bisa menembus 7,3 persen. Tentu masih ada dampak di Januari dan Februari. Tetapi tidak sebesar November dan Desember," jelas Bambang di Istana Negara, Senin (17/11).
Selain mengerek laju inflasi, kata Menkeu, kenaikan BBM sebesar Rp 2.000 per liter memberi ruang fiskal di atas Rp 100 triliun. Tambahan ini diharapkan dapat menurunkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015. "Diharapkan defisit bisa turun dari 2,2 persen," tambahnya.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memastikan, pihaknya telah mempersiapkan bantalan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM. "Mulai besok di 34 provinsi mulai bisa mencairkan. Dengan kantor pos kabupaten/kota yang ditunjuk sampai 2 Desember semua harus terealisasi dan terdistribusi," jelas Mensos.
Lebih lanjut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan, pengalihan bantuan akan mencakup 15,6 juta kepala keluarga yang miskin dan hampir miskin.
"Kompensasi akan jauh lebih besar dari dampak inflasi. Semua sudah dihitung dengan baik sehingga dampak pengalihan subsidi BBM akan minimum kepada masyarakat," tegasnya.
Kenaikan harga BBM subsidi berlaku pada pukul 00.00 WIB pada 18 November 2014. Kenaikan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Besaran kenaikan BBM subsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Untuk premium naik 30,7 persen dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter, sedangkan solar naik 36,3 persen dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter.
Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan para menteri Kabinet Kerja. (Beritasatu)
Komentar

Tampilkan

Terkini