BANDA ACEH - Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Banda Aceh menggelar rencana kenaikan harga BBM yang akan dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi. Hari ini, Jum'at (7/11), ratusan massa HTI yang didominasi kaum ibu-ibu dan remaja putri ini, menggelar aksi damai menolak kenaikan harga BBM dan menolak liberalisasi migas, di depan Kantor DPR Aceh, Jl. T. Daud Beureuh Banda Aceh.
Massa membawa berbagai spanduk penolakan harga BBM juga membawa berbagai bendera dan atribut Hizbut Tahrir Indonesia. Selain itu massa juga melakukan berbagai orasi untuk mengkritisi Pemerintahan Jokowi yang terlalu tergesa-gesa berencana menaikkan harga BBM karena rencana ini justru akan menyengsarakan rakyat.
HTI menganggap kebijakan menaikkan harga BBM merupakan kebijakan dzalim yang pasti akan menyengsarakan rakyat karena hasil penghematan subsidi BBM tidaklah sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh seluruh rakyat. Kebijakan menaikkan harga BBM juga merupakan kebijakan khianat. Kebijakan menaikkan harga BBM sesungguhnya tidak lain adalah untuk menyukseskan liberalisasi sektor hilir setelah liberalisasi sektor hulu. Jadi, jelas sekali kebijakan menaikkan harga BBM adalah bentuk penghianatan terhadap rakyat yang sangat nyata.
"Pemerintahan Jokowi katanya pembela wong cilik, tapi kenyataannya banyak diisi orang-orang licik," dalam orasi Humas HTI DPD II Banda Aceh.
Rahmat Ibnu Umar juga mengatakan Indonesia tidak butuh Amerika, Indonesia tidak butuh Obama, Indonesia juga tidak butuh kenaikan harga untuk melanggengkan liberalisasi migas.
Dalam aksi tersebut, HTI juga mengeluarkan pernyataan sikap, pertama menolak rencana kenaikan harga BBM karena ini adalah kebijakan dzalim yang akan menyengsarakan rakyat. Kedua menaikkan harga BBM dan kebijakan apapun yang bermaksud untuk meliberalkan pengelolaan BBM merupakan kebijakan yang bertentangan dengan syariat Islam. Dan ketiga mengingatkan pemerintah bahwa menaikkan harga BBM di tengah kesulitan hidup seperti sekarang ini bisa mendorong timbulnya gejolak sosial akibat tekanan ekonomi yang tak tertahankan oleh puluhan juta rakyat miskin.
Setelah melakukan tuntutan, massa HTI membubarkan diri dengan tertib. Massa melaksanakan aksi secara damai dengan mendapatkan pengawalan dari aparat kepolisian.(ar)