AS - Pemimpin tim balap Sauber, Monisha Kaltenborn, mendesak para
pengambil keputusan di dunia Formula 1 segera bersikap kritis terhadap dunia
jet balap darat tersebut.
Sebelumnya dua tim F1, Caterham dan Marussia tumbang akibat
masalah finansial, hanya dalam waktu seminggu.
"Fakta bahwa banyak pihak membiarkan hal ini terjadi
hingga sejauh ini, sangatlah mengganggu," ujar Kaltenborn kepada wartawan
menjelang Grand Prix Texas, Amerika Serikat, Kamis (30/10). "Beberapa
pihak bahkan tak menyadari permasalahan ini."
Menurut wanita pertama yang memimpin tim di F1 tersebut,
sangat memalukan sebuah olahraga yang memiliki pendapatan miliaran dolar per
tahunnya, tapi tidak mampu memastikan 11 tim bertahan.
Pendapatan F1 sendiri mencapai US$ 1,5 miliar, akan tetapi
setengah dari jumlah tersebut diambil pemilik hak komersial, dengan grup CVC
sebagai pemegang saham terbesar.
Sisanya sebanyak 47,5 persen dibagikan, tetapi hanya sepuluh
tim terbaik yang mendapatkan bagian. Pembayaran juga tergantung pada performa
tim tersebut.
"Ini berdampak negatif, terlebih bagi orang-orang yang
bekerja di Caterham dan Marussia. Bagi keluarga dan semuanya, ini merupakan
saat-saat yang buruk," ujar pembalap Nico Rosberg, mengomentari krisis
yang sedang terjadi di F1, seperti yang dilansir Reuters.
Keseimbangan Ekonomi
Mantan Presiden FIA Max Mosley, sebelumnya telah
memperingatkan akan kemungkinan tim lain mengalami masalah keuangan juga. Pada
Kamis (30/10), FIA pun mempertanyakan keseimbangan ekonomi dalam dunia F1.
Caterham dan Marussia, yang keduanya berada di peringkat
dasar klasemen konstruktor, akan absen dalam GP Texas mendatang. Mereka juga
terancam bubar karena hutang yang besar.
Absennya kedua tim ini membuat balapan hanya akan diikuti
sembilan tim dan 18 mobil. Jumlah terendah sejak 2005.
FIA sendiri menginginkan adanya batasan biaya pada musim
2015. Tetapi pada April lalu, Presiden FIA Jean Todt mengatakan rencana
tersebut ditolak enam tim besar.
Bos Komersial F1, Bernie Ecclestone, sebelumnya telah
memberikan izin kepada Caterham dan Marussia untuk absen. Hal tersebut
memungkinkan mereka berusaha mencari investor baru.
Keduanya juga terbebas dari hukuman, meski seharusnya
seluruh tim berkewajiban tampil di setiap balapan dalam satu musim. (Detik)