-->

Buruh PTPN I Julok Rayeuk Utara Dianiaya Oknum Polisi

24 November, 2014, 21.52 WIB Last Updated 2014-11-24T16:55:11Z
ACEH TIMUR - Brutal dan sangat tidak beradab, salah seorang buruh harian lepas (BHL) kritis dikeroyok isteri dan kedua anak laki-laki dari seorang pensiunan pegawai di Perkebunan Julok Rayeuk Utara (PJRU), PT. Perkebunan Nusantara I, Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur.

Peristiwa itu terjadi pada pagi hari, Kamis (20/11) sekira pukul 07.30 WIB, disaat puluhan buruh harian lepas (BHL) sedang beristirahat di areal bengkel PJRU dusun Emplasemen. "Tiba-tiba muncul seorang wanita NDR sembari melontarkan cacian dan makian kepada seorang mandor BHL, Pariani (37)," ungkap salah seorang saksi, Murni, kepada wartawan, Senin (24/11).

Saat kejadian NDR bersama anaknya OPT, masih kata Murni, mereka langsung menyerbu Pariani yang terlihat sedang berbicara dengan Asisten Tehnik, Yan. Namun, OPT tidak menghiraukannya dan langsung meninju wajah Pariani. Tidak berselang, anaknya yang satu lagi berinisial YZ yang merupakan anggota kepolisian berpangkat Briptu turut datang ke TKP menenteng senjata api sambil mengokangnya.

"Dengan tampang beringas, Briptu YZ langsung menghantam bagian kepala Pariani dengan tangannya. Sementara NDR menjambak-jambak rambut Pariani," beber Murni geram.

Korban lalu berusaha berlari ke arah mobil yang tidak jauh dari tempat kejadian pertama. Namun ketiga pelaku berhasil menahannya dan kembali meluncurkan bogem mentah kepada Pariani tanpa ampun. Pariani pun lemah tak berdaya. “Sebenarnya ingin menolongnya, namun apalah daya, kami takut pada ancaman Briptu YZ yang kapan saja bisa menembak orang yang berusaha membantu Pariani," tutur Murni dengan sedih.

Saat itu saksi hanya mampu melihat penderitaan Pariani yang terlihat sudah sangat kesakitan, kemudian dia berlari ke arah bengkel. Namun pelaku yang terlihat sangat beringas sekali, terus mengejar dan menganiaya Pariani tanpa ampun, dan akhirnya tubuh Pariani roboh, terkapar ke tanah dan tidak sadarkan diri. Setelah Pariani terkapar, kemudian NDR meludahi Pariani dan mereka pergi meninggalkannya yang telah terbujur. Akibat aksi pengeroyokan dan penganiayaan tersebut, kondisi tubuh Pariani terlihat sangat mengenaskan. Seluruh wajah terlihat bengkak dan memar. Kepala dan leher di bagian belakang bengkak, serta sepasang anting-anting Pariani juga turut copot dan menghilang akibat kejahatan yang brutal tersebut.

Saat wartawan mengkonfirmasi Pariani, di rumahnya Desa Suka Makmur, korban mengatakan bahwa kejadian nahas yang menimpanya karena dipicu rasa cemburu. “NDR cemburu dan menuduh saya berselingkuh dengan suaminya, yang bernama Napit,” katanya.

Akibat insiden ini, Pariani mengaku trauma dan memohon keadilan atas segala penderitaan yang menimpanya.

Sementara itu, suami korban Sungkono, mengutuk keras tindakan keji pelaku. “Ini negara hukum, jangan mentang-mentang punya anak yang berprofesi sebagai polisi, dapat berbuat sesuka hatinya," kesal Sungkono.

Terpisah, NDR, ketika dikonfirmasi wartawan mengakui perbuatannya. Hal itu ia lakukan karena rasa cemburu dengan Pariani yang telah berselingkuh dengan suaminya. "Selama ini perilaku suami saya sangat jauh berubah. Setiap saat hpnya selalu dibawa, pergi ke WC pun dibawa. Suami saya sudah tidak pernah transparan lagi kepada saya, padahal saya kan isterinya," keluh NDR.

NDR juga mengakui telah meludahi Pariani, karena geram melihat akal liciknya yang berpura-pura jatuh dan pingsan. Namun, dia membantah jika anaknya yang berpangkat Briptu turut memukuli korban.

"Anak saya hanya berpura-pura mengokang senjatanya karena ingin membantu saya. Dia mengira saat itu saya sedang dikeroyok," dalihnya.

Sementara itu, Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir, SIK melalui Kapolsek Indra Makmu, IPTU Dasril, SE, menyampaikan bahwa kasus tersebut sudah dilaporkan oleh korban dan semua saksi sudah diambil keterangannya. "Namun untuk tindaklanjut kasus ini di tangani langsung oleh Polres Aceh Timur," katanya.(ar)
Komentar

Tampilkan

Terkini