-->

Terserang HIV/AIDS, 13 Warga Aceh Tamiang Meninggal Dunia

10 Oktober, 2014, 21.25 WIB Last Updated 2014-10-11T05:03:21Z
KUALASIMPANG - Sebanyak delapan warga Kabupaten Aceh Tamiang dilaporkan telah terkena penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Seorang diantara penderita penyakit tersebut masih dirawat di sebuah rumah di kabupaten itu, dan tujuh penderita lainnya berobat jalan.

Sementara warga Aceh Tamiang yang yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan cikal bakal AIDS sampai saat ini sudah mencapai 34 orang, tersebar di 12 kecamatan yang ada di Tamiang.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh Tamiang, jumlah kasus HIV/AIDS masing-masing kecamatan, Karang Baru sebanyak delapan orang, Kejuruan Muda tujuh orang, Seruway empat orang, Bendahara dua, Rantau empat, Tenggulun dua, Tamiang Hulu satu, Banda Mulia dua, Kualasimpang tiga dan Manyak Payed satu orang. Dari jumlah tersebut yang meninggal dunia 13 orang.

Kadis Kesehatan Aceh Tamiang, dr Fajri kepada Serambi, Rabu (8/10) mengatakan, saat ini ada tujuh penderita AIDS dalam pengobatan rawat jalan dan konseling yang dilakukan pihaknya dan satu orang dirawat inap.

Menurutnya, katanya dalam kurun waktu delapan tahun jumlah penderita HIV/AIDS di Tamiang terus meningkat. Mereka yang mengidap HIV, mulai dari orang dewasa sampai bayi. Penyebabnya antara lain, ada yang disebabkan ulah profesi sebagai Pekerja Sek Komersil (PSK), ada yang tertular dari jarum suntik inpus, seperti yang dialami perawat Tamiang sendiri ketika merawat tetangganya menderita HIV di rumah dan akhirnya perawat tersebut meninggal dunia. Ada juga penularan dari ibu kepada bayi yang dikandungnya, dan ada juga mahasiswa yang terinfeksi HIV.

"Umumnya tertular dari transeksual pada saat merantau dan pulang ke Tamiang sudah mengindap HIV," tambah staf Dinkes penanganan AIDS, Mahlil. Untuk mengantisipasi penyakit tersebut, petugas mengejar silsilah dari warga yang berhubungan dengan warga yang mengidap penyakit HIV/AIDS.  "Jika ditemukan ada warga yang terjangkit HIV, kita cari tahu siap saja yang berhubungan dengan warga tersebut," tambah Fajri.

Selain itu, pihaknya juga melakukan survey seserologi berupa mengambil darah bagi kelompok resiko yang diduga berpotensi HIV serta memberikan penyuluhan ke sejumlah sekolah akan bahaya HIV. "Namun kita lebih fokus pada kelompok yang beresiko," tambah Fajri.

Banyaknya ditemukan kasus HIV/AIDS di Tamiang, tambah Fajri, tidak lepas dari semakin banyaknya medis yang paham dan mengerti ciri ciri penderita HIV/AIDS sehingga penjaringan terhadap penyakit ini lebih baik. "Memang dua tahun ini ada peningkatan," tambah Mahlil lagi.

Kadis berharap selain peran Dinkes, untuk menurunkan angka warga yang terjangkit HIV/Aids juga dibutuhkan peran para ulama, dan tokoh masyarakat agar tidak bosan-bosannya menyampaikan ceramah akan bahaya penyakit HIV dan AIDS karena HIV adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi yang pada akhirnya meninggal dunia.

Kabupaten Aceh Tamiang sendiri rawan terhadap penderita HIV/AIDS karena berada di perbatasan Sumatera Utara yang dekat dengan kawasan prostitusi dan ada warga Tamiang yang bekerja di daerah itu. (SerambiNews)







Komentar

Tampilkan

Terkini