-->






 





Satu Persatu Perusahaan Vital di Lhokseumawe Angkat Kaki

16 Oktober, 2014, 17.20 WIB Last Updated 2014-10-16T10:20:42Z
LHOKSEUMAWE - Dilihat secara kasat mata, infrastruktur di Kota Lhokseumawe, sudah sangat memadai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Meski di kota kecil ini ada kawasan industri, bandar udara dan pelabuhan termasuk kereta api, namun sayangnya pertumbuhan ekonomi tetap saja tidak seperti yang diharapkan.

Lhokseumawe merupakan sebuah kota yang terletak dibagian timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kota yang akrab dikenal dengan sebutan Kota "Petro Dollar" ini tak lagi berjaya. Satu persatu perusahaan vital mulai angkat kaki.

Di Lhokseumawe memang ada kilang gas yaitu PT Arun NGL di Blang Lancang. Namun sejak sebelumnya produksi gas alam cair (LNG) yang diekspor ke Jepang dan Korea Selatan ini terus turun bahkan pada Rabu (15/10/2014) kemarin, perusahaan tersebut secara resmi telah menghentikan penjualan gas sesuai kontrak RI - Korea Selatan.

Kemudian ada sebuah pabrik pupuk milik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Pabrik yang terletak di Dewantara ini seharusnya mampu memproduksi 1,14 juta ton pupuk urea. Namun akibat kekurangan pasokan gas, kapasitas produksi hanya 570 ribu ton dan satu pabriknya tidak berfungsi. Kondisi ini hampir sama persis dialami perusahaan Migas ExxonMobil di Aceh Utara.

Meskipun ada pelabuhan yang sudah lengkap dan dikelola oleh PT Pelindo I (Persero), namun tidak ada kapal yang bersandar di sana. Masalahnya tidak ada barang yang diangkut, karena tidak ada kawasan industri yang hidup di sana.

Adapun pabrik PT Kertas Kraft Aceh yang juga terletak di Dewantara namun sudah sekian lama mati tidak beroperasi. Kepergian sejumlah perusahaan vital di kota ini hanya menyisakan kemiskinan.

Warga dari berbagai penjuru desa di Lhokseumawe tak henti-hentinya melakukan aksi untuk menuntut hak-hak mereka sebagai penduduk lingkungan perushaan. Setelah beberapa waktu lalu PT PIM didemo warga, pada Rabu (15/10/2014) kemarin warga kembali mendemo menuntut perusahaan gas alam yakni PT Arun NGL. Disana, warga meminta pihak perusahaan gas alam itu segera merealisasikan janji-janji ganti rugi lahan mereka yang terkena gusur beberapa tahun silam. (Jamal)
Komentar

Tampilkan

Terkini