ACEH TIMUR - Aksi tuntutan mantan kombatan kelompok Din Minimi yang diungkapkan melalui media dengan menenteng senjata api telah menimbulkan ekses luar biasa terhadap kondisi perdamaian di Aceh. Meski demikian banyak mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah Aceh yang lebih cenderung menyerahkan persoalan tersebut kepada aparat TNI/POLRI.
Persoalan tersebut, hendaknya mengedepankan dialog bukan pendekatan militeristik. Karena kelompok Din Minimi mengatakan apabila tuntutan mereka dipenuhi oleh Pemerintah Aceh, maka mereka akan menyerahkan senjata mereka kepada aparat kepolisian.
Hal tersebut dikatakan Anggota DPRK Aceh Timur Fraksi Partai NasDem, Narmawi Abubakar kepada wartawan terkait penanganan Din Minimi, Jum'at (17/10/2014).
Narmawi Abubakar selaku anggota DPRK Aceh Timur mengharapkan semua pihak agar lebih mendepankan dialog dalam penyelesaian masalah ini. Bukan pendekatan militeristik karena cara itu justru berimbas kepada masyarakat.
"Aceh sudah pernah konflik lebih kurang 30 tahun dan terbukti dalam menyelesaikannya dengan cara dialog. Masyarakat Aceh khususnya Aceh Timur sangat resah jika cara militeristik yang dilakukan beberapa hari ini seperti penggeledahan rumah warga maupun swepping di jalan raya. Meski disisi lain bukan berarti kelompok Din Minimi kebal hukum juga," katanya.
Masyarakat sangat mengharapkan kedamaian yang selama ini dirasakan tetap terjaga dengan baik, masyarakat sudah terlalu trauma dengan konflik yang telah berlalu. Semua pihak hendaknya menjaga perdamaian ini secara bersama-sama dan menciptakan kondisi yang kondusif agar masyarakat juga nyaman, tentram dalam mencari nafkah.
"Dalam hal ini kita tidak mendukung juga cara-cara kelompok Din Minimi dalam menuntut keadilan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Aceh karena negara kita adalah negara hukum. Masih banyak cara-cara lain yang lebih baik," ungkap anggota dewan DPRK yang terpilih dari dapil 2 Aceh Timur ini.(ar)