LHOKSUKON – Masyarakat 23 gampong di kecamatan Pirak Timur, Aceh Utara mengaku belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Pasalnya, jembatan penguhubung di gampong itu masih memprihatinkan.
Masyarakat yang tinggal di Gampong Rayeuk Pange dan sekitarnya, harus jalan lebih jauh sampai puluhan kilometer, karena jembatan penghubung di gampong itu masih terbengkalai pengerjaannya.
Geuchik Abdul Wahab, kepada lintasatjeh.com, Sabtu (11/10) mengatakan, jembatan penghubung antar gampong ini terbengkalai pengerjaannya sejak tahun 2011-2014 sekarang ini. Namun pemerintah daerah tak kunjung membangunnya kembali.
Akibatnya terbengkalainya jembatan ini, harga sembako dan kebutuhan lainnya menjadi mahal karena kendaraan roda empat tidak bisa melintas dan harus memutar jalan hingga puluhan kilometer lebih.
Menurutnya, dengan tiadanya jembatan tersebut roda perekonomian masyarakat di wilayah sekitar berjalan buruk.
“Kami khawatir kondisi perekonomian di Pirak Timur akan semakin memburuk jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan,” tutur Wahab.
Dia berharap kepada pemerintah daerah agar segera membangun jembatan yang baru di gampong itu agar aktifitas perekonomian menjadi lancer.
Menanggapi hal ini, Direktur LSM Gerakan Rakyat Aceh Membangun (GRAM) Muhammad Azhar Amd, meminta kepada pemerintah daerah agar segera membangun jembatan yang baru, mengingat jembatan yang terbengkalai itu masih dalam proses hukum.
Dan diharapkan proses hukum kasus tersebut segera tuntas, karena masyarakat sangat membutuhkan jembatan itu untuk akses menuju kota kecamatan dan kabupaten dan akses lainnya.(01)