JAKARTA - Kejayaan Indonesia sebagai negara maritim bisa dibangkitkan kembali kalau saja Presiden Terpilih Jokowi serius melaksanakan janjinya mewujudkan poros maritim.
Apalagi kalau poros maritim itu berbasis jalur rempah maka kawasan Indonesia Timur dan pulau-pulau yang selama ini terpinggirkan bisa meningkat kesejahteraan masyarakatnya.
Makanya semua elemen bangsa harus mendukung poros maritim yang akan direalisasikan oleh Jokowi.
Demikian salah satu butir penting dalam saraesehan setengah hari yang menghadirkan lebih 100 pakar dengan tema 'Strategi Poros Maritim RI Abad 21 Berbasis Jalur Rempah' yang dilselenggarakan Yayasan Archipelago Solidarity bersama Faultas Hukum Unika Atmajaya Jakarta di Aula D Kampus Unika Atmajaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu (15/10).
Dalam rilis yang diterima, pakar sosial dari UI, Thamrin Amal Tomagola ketika memaparkan pemikirannya sangat mengapresiasi rencana Jokowi membangun poros maritim, namun menurutnya, Jokowi masih berfikir bagaimana menyambungkan pulau pulau di seluruh wilayah kepulauan kita yang luas dengan ‘jembatan laut’ atau tol laut. Tapi sesungguhnya potensi dan kekayaan di bawah laut pun perlu digarap dengan serius untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar laut.
“Jika tol laut yang akan dibangun itu dari Merauke ke Sabang, maka Papua akan semakin maju. Juga akan muncul kota kota poros baru seperti Makassar di Sulsel dan Manado di Sulut,” ujar Thmarin yang juga berasal dari kawasan Timur, tepatnya Halmahera di Maluku.
Terkait Poros Maritim. Thamrin mengusulkan kepada Jokowi untuk membangun pusat-pusat pendidikan kemaritiman di wailayah Indonesia Timur, seperti di Universitas Pattimura perlu dikembangkan lagi. Juga di Manado mislanya, bisa dikembangkan lembaga pendidikan yang khusus untuk mengembangkan sektor perikanan.
“Nah, perlu juga membangun Pasar Ikan Internasional di sekitar Manado, sehingga kawasan ini menjadi sangat ramai oleh perdagangan ikan berskala internasional,” katanya sambil menambahkan, di wilayah Balik Papan yang dikenal sebagai penghasil minyak, harus dibangun tempat untuk mengisi BBM bagi kapal kapal yang bergerak ke Timur.
Sarasehan yang dibuka Rektor Unika Atmajaya Jakarta prof Ranny Panjaitan ini bukan saja diikuti para ahli kemaritiman, sosial, dan budaya, tapi para mahasiswa Unika Atmajaya antusis mendengarkan.Ranny menekankan pentingnya poros maritim berbasis jalur rempah.
Ketua Yayasan Archipelago Solidarity, Engelina Pattiasina menegaskan, para pemimpin kita terlalu terlena dengan perspektif pembangunan berbasis daratan dan telah melupakan pembangunan lautan, sehingga masyarakat kita yang tinggal di pulau-pulau dekat lautan menajdi miskin. Padahal wilayah sekitar mereka sangat kaya, namun kurang diberdayakan.
Dalam konteks poros maritim, Engelina mengingatkan bahwa basis jalur rempah menjadi pilihan utama dan strategis untuk membangkitkan kembali kejayaan laut kita. ”Jlur rempah milik kita dan kita harus bangkitkan lagi demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kepulauan,” kata Englina.
Ahli kemaritiman dari Universitas Pattimura Dr.James Abraham mengatakan, sudah saatnya laut menjadi subyek pembangunan dan poros maritim yang digagas Jokowi harus didukung. Sebab kekayaan laut kita luar biasa, terutama di wilayah timur, jika dimaksimalkan potensi tersebut, akan menajdi aset kekayan Indonesia untuk beberapa tahun lamanya.
“Wilayah Maluku, Maluku Utara,dan provinsi di kawasan timur lainnya bisa menjadi lumbung ikan nasional dan ini sangat memungkinkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk,” ujar Abraham.
Sedangkan pakar kelautan Dr. Yance Z Rumahuru dari STA KPN Ambon mengatakan, konsep poros maritim yang digagas Jokowi sangat tepat dan sudah waktunya direalisasikan. ”Kita butuh kesadaran budaya maritim dan kini saatnya dibangkitkan mengingat potensi laut kita sangat melimpah,” katanya.(rmol)