-->

Demo Ricuh, PT. Arun Belum Jawab Tuntutan Warga

15 Oktober, 2014, 18.07 WIB Last Updated 2014-10-15T11:47:02Z
LHOKSEUMAWE - PT. Arun NGL yang terletak di Kecamatan Blang Lancang, Lhokseumawe didemo ratusan warga, Rabu (15/10/2014).


Demo berlangsung ricuh karena pihak perusahaan vital ini tidak memberi kesempatan berdialog, padahal banyak hal yang dituntut oleh pendemo dari perusahaan gas alam cair ini.



Demo bertepatan dengan hari pengapalan Liquefied Natural Gas (LNG/gas alam cair) kargo terakhir ke Korea Selatan sesuai kontrak penjualan LNG antara Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan.



Massa yang berjumlah sekitar 300 orang ini tiba dikompleks perusahaan tersebut pada pukul 09.00WIB. Kemudian massa langsung memblokir jalan masuk sekitar seratus meter. Aksi demo sempat ricuh saat massa tidak diberikan kesempatan untuk bertemu pihak perusahaan.



Pantauan media ini, Polisi turut melakukan penghadangan agar warga tidak masuk ke kompleks Arun. Di lokasi juga terlihat kendaraan baracuda dan sejumlah truk polisi. Pengawalan ketat ini membuat massa tidak leluasa bergerak.



Ratusan massa ini tergabung dalam Ikatan Keluarga Blang Lancang (IKBAL). Seperti diketahui, massa yang datang dari Kota Lhokseumawe ini menuntut agar pihak perusahaan gas alam itu dapat menyelesaikan pembangunan resettlement (pemukiman baru) sebelum operasional LNG dihentikan.



Warga dipemukiman Blang Lancang, pada tahun 1990 silam itu kehilangan tempat tinggal karena proses pembentukan lahan operasional PT. Arun NGL. Tak sedikit warga yang merupakan korban penggusuran PT. Arun NGL ini hingga sekarang masih tinggal dilahan eks Blang Lancang.



"Kami menuntut pemukiman baru dan penyediaan fasilitas lainnya seperti sekolah, kesehatan dan lain-lain," kata Hamdani (40), salah seorang pelaku aksi saat ditemui wartawan. Hingga pukul 15.00WIB, para pendemo masih berada dilokasi tersebut. Massa mengaku tidak akan membubarkan diri sebelum mendapat respon dari pihak PT. Arun.



Rapat pengapalan NGL terakhir yang berlangsung hari ini, unsur Pemerintah Aceh, Muspida Aceh, Muspida Lhokseumawe, SKK Migas, PT Pertamina, PT Pertagas, ExxonMobil, Japan Indonesia LNG Company (JILCO), dan berbagai kalangan lainnya.



Relations Manager PT Arun NGL, Hendra mengatakan operasional perusahaan tetap berjalan seperti biasa, meski tidak lagi memproduksi LNG (gas alam cair). Perusahaan ini dinyatakan tetap hidup bahkan masih memproduksi kondensat dari ladang sumur gas sampai tahun 2018 mendatang. (Tim)
Komentar

Tampilkan

Terkini