Amerika Serikat - Mufti Agung Arab Saudi Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh kemarin menyatakan para militan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Al-Qaidah sebagai musuh nomor satu Islam.
"Ide-ide ekstremisme, radikalisme dan terorisme, tidak ada hubungannya dengan Islam dan (pendukung mereka) adalah musuh nomor satu Islam," kata ulama kerajaan Saudi itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Rabu (20/8).
Dia mencontohkan militan dari ISIS, yang telah menyatakan sebagai "khalifah" dengan mengangkangi bagian Irak dan Suriah, serta jaringan teror global Al-Qaidah.
Rabu pekan lalu, Arab Saudi menyumbangkan 100 juta dolar Amerika (setara Rp 1,1 triliun) untuk Pusat Anti-Terorisme PBB (UNCCT) buat membantu memerangi terorisme.
"Terorisme adalah kejahatan yang harus diberantas dari dunia melalui upaya-upaya internasional," kata Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat Adel al-Jubeir di hadapan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
"(UNCCT) adalah satu-satunya pusat di dunia yang memiliki legitimasi untuk memerangi terorisme," ucap Al-Jubeir.
Jubeir bergabung dengan Duta Besar Arab Saudi untuk PBB Abdullah Al-Mouallimi yang mengatakan bahwa UNCCT memerangi jenis pemikiran yang berdiri di belakang terorisme.
Amerika Serikat, Jerman dan Inggris juga telah menyumbang untuk membantu menjalankan pusat PBB itu. ISIS telah menguasai sebagian besar wilayah Irak dan membuat Amerika melancarkan serangan udara pertamanya sejak akhir pendudukan yang dipimpin Amerika pada tahun 2011.
Dua hari lalu ISIS mengingatkan Amerika Serikat pihaknya akan menyerang negeri Adikuasa itu "di mana saja" jika serangan Amerika menghantam kelompok militan tersebut.
Sebuah video, yang memperlihatkan foto seorang warga Amerika dipenggal selama pendudukan Amerika atas Irak dan korban penembak jitu, juga menunjukkan sebuah pernyataan yang mengatakan dalam bahasa Inggris "kita akan tenggelamkan kalian semua dalam darah". (merdeka.com)