JAKARTA - Sudah banyak diketahui bahwa olahraga bisa membuat badan dan pikiran lebih rileks. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, efek ini didapat dengan cara menghambat senyawa pemicu stres agar tak sampai otak.
Para ilmuwan Swedia mengungkap hal itu melalui eksperimen pada tikus. Dengan suara-suara dan kilatan cahaya, para ilmuwan membuat tikus-tikus di laboratorium stres lalu mengamatinya. Dalam 5 pekan, para tikus mengalami depresi dan penurunan nafsu makan.
Di kandang lain, para ilmuwan melakukan eksperimen yang sama dengan tikus yang mengalami rekayasa genetika. Tikus-tikus yang ini sangat berotot, bahkan meski tidak berolahraga, dan tidak mengalami stres. Dari situlah, petunjuk didapat. Rahasia ada pada otot.
Tikus-tikus berotot mampu menghambat senyawa penyebab stres, sehingga tidak pernah mencapai otak. Senyawa kynurenine tersebut bisa menyebabkan depresi ketika sudah mencapai otak.
Eksperimen lain dilakukan pada tikus-tikus normal yang tidak mengalami rekayasa genetika. Tikus-tikus ini diberi latihan fisik, yakni lari-lari di sebuah roda. Hasilnya mengejutnak, hanya dalam beberapa pekan olahraga bisa membuat tikus-tikus itu lebih kebal terhadap stres.
"Otot yang terlatih akan menghasilkan enzim yang membersihkan tubuh dari senyawa-senyawa berbahaya," kata sang peneliti, Jorge Ruas dirangkum dari berbagai sumber, Senin (29/9/2014).
Stres dan depresi merupakan salah satu masalah umum yang banyak dialami masyarakat perkotaan. Ada banyak obat yang tersedia untuk mengatasinya, namun masing-masing punya efek sampingnya. Nah jika bisa diatasi hanya dengan olahraga, kenapa tidak?. (detikhealth)