LHOKSUKON - Warga dua desa yaitu Matang Seuke Pulot dan Matang Raya, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara akhirnya membuka pemblokiran jalan yang dilakukan sepekan terakhir, Senin 15 September 2014. Jalan ini dibuka bukan karena adanya komitmen khusus antara Muspika setempat, melainkan masyarakat dari dua desa ini masih menghargai Muspika.
Kini, ruas jalan yang sempat diblokir warga sekitar 4 kilometer itu sudah bersih bahkan arus transportasi sudah lancar seperti biasa. Jalan alternatif kecamatan tersebut dibuka oleh pihak Muspika pada pukul 15.00WIB, Senin kemarin.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi pemblokiran jalan dilakukan warga lantaran kondisi jalan berdebu dan sangat mengganggu warga dikawasan tersebut. Warga menutup badan jalan dengan semak-semak sampah dan batang pohon serta menancapkan beberapa tulisan protes.
Pantauan Lintas Atjeh, hari ini, kondisi jalan sudah seperti biasa setelah semak-semak dibadan jalan dibersihkan oleh Muspika. Beberapa angkutan berat, seperti truk angkuta buah sawit, angkuta Galian C, dan truk angkutan material proyek kembali bebas berlalu lalang melewati jalan ini.
Menurut warga setempat, sebelum diblokir kondisi badan jalan sangat parah karena debu beterbangan akibat dilalui truk-truk tersebut. Sebelumnya Muspika setempat sempat menutup mata dan diduga tidak berupaya sedikitpun untuk menangani masalah jalan itu. Artinya, jalan dibiarkan berdebu dan tidak disiram sehingga pengguna jalan semakin kesal.
Kepada warga dua desa itu, saat jalan dibuka, Camat Tanah Jambo Aye Amir Hamzah berjanji akan melobi semampu mungkin agar jalan yang melintasi dua desa itu teraspal. "Kita berjanji untuk berupaya melobi. Tetapi kita tidak mau berjanji diatas hitam putih kalau jalan itu bakal diaspal. Yang jelas, kami sudah memasukan dalam Musrenbang," kata Amir Hamzah saat dimintai keterangan.
Dalam hal ini, warga dua desa yang berdomisili di permukiman Jambo Aye Tengah tetap saja menuntut jalan tersebut diaspal meski Muspika tidak membuat janji secara pasti dengan mereka. Sejauh ini, warga dikawasan tersebut menganggap Pemerintah telah menganaktirikan mereka sebab dibeberapa daerah lain jalan sudah teraspal. Sementara di Kampung Matang Seuke Pulot, Matang Raya, dan Buket Jrat Manyang jalan belum pernah diaspal sejak konflik Aceh hingga sekarang. (Sulaiman Amin)