Lintasatjeh.com - Sejumlah siswa kelas I Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Langkahan harus menikmati jam belajarnya di ruang laboratorium sekolah, dikarenakan kekurangan lokal.
Kepala sekolah Muhammad Amin S.Pd mengaku bimbang, pasalnya, selain ruang belajar dan mobiler yang kurang, tenaga guru pun belum memadai. "Lokal kurang, mobile juga tidak ada, begituun guru," kata M Amin kepada Lintasatjeh.com, Kamis (7/8) diruangan kerjanya.
Sekolah yang didirikan pada tahun 1997 tersebut memiliki jumlah murid sebanyak 150 orang, angka tersebut bertambah dari pada tahun lalu hanya 136 siswa, jumlah guru dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 10 orang termasuk M Amin dan 18 orang dari tenaga honor. "sekarang hanya ada 1o lokal, sementara rombelnya 11, satu rombel lagi terpaksa harus memanfaatkan lab, karena berhubung masih kosong," tambah Muhammad Amin.
Katanya ruang Laboratorium sudah ada sejak tahun 2012 lalu, namun hingga saat ini belum pernah di fungsikan karena tidak ada alat lab, mobiler sarana lainnya. Meskipun demikian, jumlah siswa yang mendaftar tetap akan diterima asalkan sesuai dengan peraturan, salah satunya uji kelayakan baca Al-Quran.
"Jumlah siswa perlokal 42 orang, sementara kapasitas yang seharusnya 30 sampai dengan 20 siswa. Lokal yang besar jumlah siswa 30 orang dan paling kecil jumlahnya 20 siswa," ujarnya.
Dengan konsidi demikian perkembangan sekolah tidak bisa ditingkatkan. Banyak kekurang fasilatas lain di sekolah itu seperti seperti Perpustakaan belum ada, Lab bahasa dan juga Mushalla. "Sudah kita sampaikan, dan bahkan selalu kita laporkan. Namun kata pihak dinas menjanjikan usulan bertahab. Mobilernya juga kurang, namun tidak berikan dinas, ya kita beli. Yang peuting proses belajar mengajar lancar," pungkas Muhammad Amin S.Pd. [LA/BL]
Kepala sekolah Muhammad Amin S.Pd mengaku bimbang, pasalnya, selain ruang belajar dan mobiler yang kurang, tenaga guru pun belum memadai. "Lokal kurang, mobile juga tidak ada, begituun guru," kata M Amin kepada Lintasatjeh.com, Kamis (7/8) diruangan kerjanya.
Sekolah yang didirikan pada tahun 1997 tersebut memiliki jumlah murid sebanyak 150 orang, angka tersebut bertambah dari pada tahun lalu hanya 136 siswa, jumlah guru dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 10 orang termasuk M Amin dan 18 orang dari tenaga honor. "sekarang hanya ada 1o lokal, sementara rombelnya 11, satu rombel lagi terpaksa harus memanfaatkan lab, karena berhubung masih kosong," tambah Muhammad Amin.
Katanya ruang Laboratorium sudah ada sejak tahun 2012 lalu, namun hingga saat ini belum pernah di fungsikan karena tidak ada alat lab, mobiler sarana lainnya. Meskipun demikian, jumlah siswa yang mendaftar tetap akan diterima asalkan sesuai dengan peraturan, salah satunya uji kelayakan baca Al-Quran.
"Jumlah siswa perlokal 42 orang, sementara kapasitas yang seharusnya 30 sampai dengan 20 siswa. Lokal yang besar jumlah siswa 30 orang dan paling kecil jumlahnya 20 siswa," ujarnya.
Dengan konsidi demikian perkembangan sekolah tidak bisa ditingkatkan. Banyak kekurang fasilatas lain di sekolah itu seperti seperti Perpustakaan belum ada, Lab bahasa dan juga Mushalla. "Sudah kita sampaikan, dan bahkan selalu kita laporkan. Namun kata pihak dinas menjanjikan usulan bertahab. Mobilernya juga kurang, namun tidak berikan dinas, ya kita beli. Yang peuting proses belajar mengajar lancar," pungkas Muhammad Amin S.Pd. [LA/BL]