Lintas Atjeh - Bayi kembar siam Rahmah Anindita Vani (19 bulan) asal Dusun Krajan, Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi, meninggal dunia di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya, Kamis (28/8/2014). Rahmah meninggal 15 hari setelah operasi pemisahan dengan saudara kembarnya, Nurul Anindia Vina.
Sikajayanti, orang tua bayi Rahmah, mengaku tidak mendapatkan firasat apa-apa sebelum Rahmah dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter yang selama ini merawat bayi siam Rahmah dan Nurul.
"Pagi saya sempat menyuapi Rahmah dan Nurul. Bahkan Nurul sudah lepas alat dan menggunakan baju. Kalau Rahmah memang sedikit lemah karena bagian operasi di dada belum tertutup sempurna," ujar Sikajayanti saat ditemui Kompas.com di rumah duka, Jumat (29/8/2014), setelah pemakaman.
Dia menjelaskan bahwa menurut tim dokter, Rahmah meninggal karena memiliki kelainan jantung.
"Kemarin sempat mendapat bantuan kejut jantung, tapi nyawanya tidak tertolong. Tapi saya ikhlas kok. Semua sudah berusaha untuk menyelamatkan Rahmah," tambahnya.
Sikajayanti menjelaskan bahwa dia dan kedua anak kembarnya sudah lebih dari 15 bulan tinggal di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya. Operasi pemisahan Nurul dan Rahmah dilakukan pada 13 Agustus 2014 lalu di ruang ICU Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya.
"Kondisi saudaranya Nurul sudah membaik. Seharusnya sudah bisa kembali ke Ruang Nakula Sadewa, tapi sekarang masih di ICU karena saya harus pulang mengantar jenazah Rahmah dan besok sudah harus kembali lagi ke Surabaya," ungkap Sikajayanti.
Operasi pemisahan bayi kembar siam dempet perut ini ditangani tim dokter yang beranggotakan 125 orang. Pasca-menjalani operasi pemisahan, tim dokter menyatakan bahwa Rahmah mempunyai tiga kelainan jantung kompleks.
Rahmah dan Nurul merupakan anak kembar tiga pasangan Yuda Winarno dan Sika Jayanti. Alfiano berjenis kelamin laki-laki dalam keadaan sehat dan diasuh oleh neneknya di Banyuwangi.
"Ya, sebenarnya kembar tiga. Rahmah, Nurul, dan Alviano," pungkasnya.[Kompas]