Seorang mahasiswa S2 Universitas Syiah Kuala, Ayu Puspa Nanda mengaku, di Serambi Makkah dia juga kerap melihat perempuan berpakaian yang memamerkan aurat namun menggunakan jilbab. Menurutnya itu sudah menjadi pemandangan biasa terjadi di kalangan anak remaja dan juga ABG.
"Kalau saya lihat banyak yang berpakaian metode jilboobs di Banda Aceh," ungkapnya.
Dia sendiri prihatin dengan kondisi tersebut saat ini. Seharusnya tidak ada wanita yang menggunakan jilbab yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Menurutnya, remaja dan ABG di Aceh hanya menggunakan kerudung, bukan menggunakan jilbab. "Semua orang pada berkerudung, bukan berjilbab. Kalau jilbab itu ya ada aturannya seperti yang dijelaskan dalam Alquran," ungkap gadis keturunan Sunda ini.
Sementara itu hal senada juga disampaikan oleh seorang mahasiswa Universitas Negeri Islam (UIN) Ar Raniry, Trisna Ramad mengatakan, meski istilah jilboobs tidak dikenal secara luas oleh masyarakat Aceh, namun penggunaan pakaian yang tidak sesuai dengan syariat Islam juga masih bisa dilihat di daerah ini. "Di Aceh banyak yang begitu. Yang masih pakai baju ketat banget sampai ngejiplak lekuk tubuhnya," tutur Trisna Ramad saat ditanya merdeka.com, Jumat (8/8).
Menurut Trisna, tidak hanya remaja dan ABG berpakaian ketat di Aceh. Akan tetapi pengamatan Trisna banyak juga perempuan yang sudah dewasa dan orang tua yang hanya sekedar memakai jilbab untuk mengikuti peraturan saja. "Pakai jilbabnya udah tipis, terus diikat di lehernya lagi," sebutnya.
Jauh sebelum istilah jilboobs muncul untuk menyindir para pengguna jilbab namun berbusana seksi, Trisna mengaku pernah beberapa kali melihat perempuan-perempuan Aceh yang menggenakan kerudung namun masih memakai baju lengan pendek. (Mdk)