Lintasatjeh.com - Berkaitan dengan isu penutupan tempat wisata di Ule Rubek, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara mendapat respon dari Dinas Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubbudpar) setempat, Senin (04/08/2014). Pernyataan Dishubbudpar memang bertolakbelakang dengan permintaan sebagai masyarakat, tetapi kesimpulan ini bisa diambil sisi positifnya.
Dinas tersebut menyatakan sikap positifnya menanggapi persoalan isu penutupan tempat wisata berkelas standar itu. "Sebaiknya jangan ditutup, sebab kalau ditutup otomatis PAD tidak ada, apalagi daerah wisata Ule Rubek merupakan satu-satunya objek pendorong ekonomi warga daerah Senuddon," kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Dishubbudpar Kabupaten Aceh Utara Nurliana kepada media ini.
Nurliana mengatakan, alangkah baiknya jika tempat wisata tersebut ditata ulang sesuai prosedur Syari'at Islam ketimbang harus ditutup. "Kalau ditutup pastinya akan terjadi seperti yang saya bilang tadi. Nah, kalau dipugar, artinya ditata ulang sesuai keinginan sebagian publik (model syari'at Islam) itu lebih bagus, saya mendukung," ujar Nurliana.
Tak hanya lokasi wisata Ule Rubek, Nurliana juga mengakui beberapa lokasi lain seperti Blang Kulam, jika kondisi wisata itu dibiarkan tanpa perawatan sesuai model syari'at Islam bisa saja menambah kesempatan maksiat bagi wisatawan lokal daerah. Menyangkut persoalan ini, Dishubbudpar akan berbicara dengan tokoh Ulama Aceh.
"Saya sejak dulu sudah berupaya berunding dengan tokoh ulama Aceh, namun hal itu selalu terkendala. Kalau menurut saya solusi cocoknya begitulah," imbuh Nurliana.
Isu yang diterima media belum lama ini menyebutkan, kawasan pariwisata Ule Rubek bakal ditutup jika saja daerah itu tidak ditata ulang oleh pemerintah sesuai kategori Sayri'at Islam. Isu tersebut membuat sebuah lembaga dan persatuan dayah se Aceh mendukung penuh proses penutupan tempat wisata. Hal itu berdasarkan hasil pantauan (Survey) mereka sejauh ini.
Menanggapi isu tersebut, Lembaga Acheh Future menyatakan bahwa memberi dukungan penuh untuk rencana penutupan lokasi wisata itu. "Kami mendukung ditutup daripada dibiarkan berjalan tak terurus," kata Ketua Acheh Future Razali Yusuf melalui Sekjennya Syukrillah MK saat ditemui awak media di Banda Aceh.
Pihaknya menyampaikan, Rabitah Santri Se- Aceh (RASSA) juga mendukung penuh tempat wisata itu ditutup. RASSA sendiri menyatakan hal ini memang sesuai dengan hasil pantauannya ke beberapa daerah di Aceh. [LA/TAS/SULAIMAN AMIN]
Dinas tersebut menyatakan sikap positifnya menanggapi persoalan isu penutupan tempat wisata berkelas standar itu. "Sebaiknya jangan ditutup, sebab kalau ditutup otomatis PAD tidak ada, apalagi daerah wisata Ule Rubek merupakan satu-satunya objek pendorong ekonomi warga daerah Senuddon," kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Dishubbudpar Kabupaten Aceh Utara Nurliana kepada media ini.
Nurliana mengatakan, alangkah baiknya jika tempat wisata tersebut ditata ulang sesuai prosedur Syari'at Islam ketimbang harus ditutup. "Kalau ditutup pastinya akan terjadi seperti yang saya bilang tadi. Nah, kalau dipugar, artinya ditata ulang sesuai keinginan sebagian publik (model syari'at Islam) itu lebih bagus, saya mendukung," ujar Nurliana.
Tak hanya lokasi wisata Ule Rubek, Nurliana juga mengakui beberapa lokasi lain seperti Blang Kulam, jika kondisi wisata itu dibiarkan tanpa perawatan sesuai model syari'at Islam bisa saja menambah kesempatan maksiat bagi wisatawan lokal daerah. Menyangkut persoalan ini, Dishubbudpar akan berbicara dengan tokoh Ulama Aceh.
"Saya sejak dulu sudah berupaya berunding dengan tokoh ulama Aceh, namun hal itu selalu terkendala. Kalau menurut saya solusi cocoknya begitulah," imbuh Nurliana.
Isu yang diterima media belum lama ini menyebutkan, kawasan pariwisata Ule Rubek bakal ditutup jika saja daerah itu tidak ditata ulang oleh pemerintah sesuai kategori Sayri'at Islam. Isu tersebut membuat sebuah lembaga dan persatuan dayah se Aceh mendukung penuh proses penutupan tempat wisata. Hal itu berdasarkan hasil pantauan (Survey) mereka sejauh ini.
Menanggapi isu tersebut, Lembaga Acheh Future menyatakan bahwa memberi dukungan penuh untuk rencana penutupan lokasi wisata itu. "Kami mendukung ditutup daripada dibiarkan berjalan tak terurus," kata Ketua Acheh Future Razali Yusuf melalui Sekjennya Syukrillah MK saat ditemui awak media di Banda Aceh.
Pihaknya menyampaikan, Rabitah Santri Se- Aceh (RASSA) juga mendukung penuh tempat wisata itu ditutup. RASSA sendiri menyatakan hal ini memang sesuai dengan hasil pantauannya ke beberapa daerah di Aceh. [LA/TAS/SULAIMAN AMIN]