ACEH TAMIANG - Akibat
munculnya dugaan bahwa pengelolaan Anggaran Dana Desa (ADD) Tahun 2016 tidak
transparan, seratusan warga dari sebelas kampung di Kecamatan Manyak Payed,
Kabupaten Aceh Tamiang, menggelar aksi unjuk rasa secara damai ke kantor camat setempat,
Selasa (09/05/2017).
Pantauan LintasAtjeh.com
di lapangan, sebelum menggelar aksi unjuk rasa, para berkumpul di pasar hewan
yang berada di Kampung Ie Bintah. Kemudian sekitar pukul 10.00 WIB, bergerak
menuju ke kantor Camat Manyak Payed, dengan pengawalan oleh anggota Polisi dari
Mapolsek Manyak Payed beserta Kesatuan Shabara Mapolres Langsa, sembari
mengusung poster-poster yang tertuliskan berbagai tuntutan warga.
Koordinator aksi unjuk
rasa, Juneidi, dalam orasinya menyampaikan tentang adanya sikap arogansi para
oknum datok penghulu terhadap masyarakat yang menanyakan tentang penggunaan
anggaran ADD, sehingga hal tersebut telah menimbulkan kecemasan di kalangan
masyarakat karena tidak adanya koordinasi, kesepakatan serta transparasi dalam
penggunaan dana ADD.
Sementara, Wakil
koordinator aksi, Asnawi, meminta kepada aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas tentang dugaan
adanya penyalahgunaan wewenang dalam pengelolaan dana ADD yang turut melibatkan
sebagian besar oknum datok penghulu di Kecamatan Manyak Payed, serta meminta
kepada Bupati Aceh Tamiang agar menurunkan tim Inspektorat untuk menulusuri
aliran dana ADD di setiap kampung.
Asnawi juga membeberkan
bahwa saat ini sebagian besar masyarakat sudah tidak percaya lagi kepada oknum
perangkat kampung dalam hal pengelolaan dana ADD, karena diduga tidak tepat
sasaran dan terindikasi banyak terjadinya penyimpangan seperti dana keagamaan,
PKK dan insfrastruktur. Pihak MDSK yang tidak difungsikan dalam pelaksanaan ADD
sehingga menimbulkan kesan bahwa anggaran dari pemerintah tersebut milik oknum
datok penghulu.
"Kami menganggap
bahwa Camat Manyak Payed tidak mau tahu dan tidak merespon keluhan masyarakat
tentang berbagai dugaan permasalahan ADD. Ada di masyarakat bahwa ADD milik pak
datok dan pak camat," beber Asnawi.
Perwakilan dari Kampung Ie
Bintah, Tengku Ridwan mengatakan, dana ADD yang ditanyakan oleh masyarakat
kepada pihak MDSK selalu dijawab bahwa hal itu bukan urusan masyarakat
melainkan urusan datok penghulu, sehingga masyarakat merasa tidak puas terhadap
jawaban tersebut dan memunculkan dugaan telah terjadinya penyelewengan dana
ADD.
Diapun turut menyampaikan
keanehan yang terjadi di Kampung Ie Bintah saat berangkat ke Bali dengan dalih
mengikuti pelatihan yang menggunakan dana ADD. Pasalnya, di kampung-kampung
lain dalam wilayah kecamatan Manyak Payed hanya memberangkatkan dua perwakilan
saja, sedangkan Kampung Ie Bintah memberangkatkan tujuh perwakilan sehingga
mengeluarkan anggaran ADD sebesar Rp.98 Juta.
Camat Manyak Payed, Wan
Irwansyah S. Sos.I, dalam menanggapi orasi yang disampaikan oleh warga yang
melakukan aksi unjuk rasa menyampaikan himbauan agar masyarakat dapat bersabar
dalam menunggu proses pemeriksaan yang sedang dilakukan oleh tim Inspektorat
dari Kabupaten Aceh Tamiang.
"Ketika tim
Inspektorat turun ke kampung untuk melakukan pemeriksaan tentang anggaran ADD
2016 pihak masyarakat boleh mendampingi dan menunjukkan berbagai kejanggalan
terjadi sehingga tidak menimbulkan kesan menutup-nutupi kesalahan yang
dilakukan oleh datok penghulu," jelas Irwansyah.
Kapolres Kota Langsa, AKBP
H Iskandar ZA, SIK, melalui Kabag Ops Kompol Khairullah SH, yang didampingi
Kapolsek Manyak Payed, AKP Anwar SH, mengucapkan rasa terima kasih kepada
masyarakat yang telah hadir ke kantor Camat Manyak Payed menyampaikan
aspirasinya dengan cara tertib dan disiplin.
"Aspirasi yang telah
disampaikan akan ditindaklanjuti sesuai prosedur, apabila nantinya ada oknum
yang terbukti salah dalam mengelola anggaran ADD, maka akan diproses sesuai
dengan hukum yang berlaku, sehingga untuk kedepan, pengelolaan dana tersebut
bisa lebih baik lagi," tutup Kabag Ops Kompol Khairullah SH.
Menurut informasi yang
diterima koordinasi aksi unjuk rasa Juneidi yang wakil koordinasi aksi, Asnawi,
warga yang hadir dalam aksi demo damai ini, yaitu dari Kampung Ie Bintah,
Dagang Setia, Seunebok Punti, Geudham, Ujung Tanjung, Alur Sentang, Pahlawan,
Alue Ie Puteh, Tanjung Neraca, Benteng Anyer serta Kampung Sapta Marga.
Aksi unjuk rasa damai
ditutup dengan doa yang dibacakan oleh Tengku Ridwan, dan kemudian massa
membubarkan diri secara tertib.[Zf]