ACEH
SELATAN - Gabungan mantan Kombatan GAM Wilayah Lhok Tapaktuan,
Kecamatan Kluet Selatan menggelar duek pakat yang melibatkan semua mantan
kombatan GAM, baik mantan kombatan yang turun sebelum MoU, dan mantan kombatan
yang bergabung sebagai pemegang radio atau informen, di Keude Runding, Rabu
(18/01/2017).
Kegiatan rapat atau
mufakat juga mengundang semua keluarga GAM yang menjadi korban konflik maupun
korban konflik dari unsur masyarakat. Selain itu, teristimewa mengundang mantan
Panglima GAM Wilayah Lhok Tapaktuan yang dipimpin oleh Abrar Muda, dan Tgk.
Amran sebagai Panglima Daerah (Pangda).
"Kami tidak ada
bicara masalah dukungan untuk Pak Irwandi, kami hanya meminta kepada beliau
(Abrar Muda), sampai dimana tanggung jawab beliau terhadap mantan kombatan dan
keluarga yang sudah syahid yang ditinggalkan akibat konflik. Karena beliaulah
yang membawa ideologi GAM ke Aceh Selatan pada umumnya khususnya di Kecamatan
Kleut Selatan," ungkap perwakilan mantan kombatan, Murdi saat dihubungi
LintasAtjeh.com melalui selularnya.
Makanya, kata Murdi, kami
minta keterangan beliau bagaimana dan sampai kemana tanggung jawab beliau untuk
para kombatan GAM yang masih hidup maupun yang sudah syahid. Setelah kami
mendengar penyampaian beliau, kami dapat mengambil keputusan atau sikap bahwa
kami akan bergabung kembali dengan Panglima GAM yang dipimpin oleh Abrar Muda.
"Kami siap menerima
perintah dan melaksanakan perintah beliau. Intinya pembicaraan kami adalah
untuk merapatkan kembali barisan para kombatan GAM dibawah pimpinan Abrar
Muda," tandasnya.
Abrar Muda, sambung dia,
belum ada mengarahkan untuk memilih Gubernur Aceh yang akan datang. Mungkin
pembicaraan tersebut besok, yang jelas mulai malam ini kami siap untuk
melaksanakan perintah beliau.
"Harapan bagi ahli
waris yang telah meninggal dalam konflik dari pihak manapun, kami meminta
kepada Abrar Muda, apabila Pak Irwandi terpilih tolong dana kesejahteraan agar
diperjuangkan dan diperhatikan. Supaya ahli waris yang sudah syahid jangan terputus
silaturrahmi. Terus terang sebagai ahli waris yang ditinggalkan syahid
bercucuran air mata karena seperti dikucilkan atau tidak dihiraukan lagi selama
ini," ujarnya.
"Intinya, kami
bergabung dengan Abrar Muda karena beliaulah Panglima kami. Berarti kami siap
melaksanakan perintah beliau, yang jelas kemana beliau, kesitu kami,"
tegas Murdi mewakili mantan kombatan dan keluarga.
Hadir dalam duek pakat
tersebut, dari kombatan yang turunnya sesudah MoU 9 orang, dari kombatan yang
hadir sebelum MoU sebanyak 15 orang, dari ahli waris yang sudah syahid dalam
perjuangan sebanyak 9 orang, wali masyarakat yang syahid dalam konflik sebanyak
11 orang. Kemudian bagian informasi dan komunikasi waktu pertama-tama gerakan
pernah bergabung dengan GAM walaupun hanya sekerdar memegang radio sebanyak 28
orang, yang hadir lebih kurang 72 orang.[Delfi]