-->

Suara Mantan Kombatan GAM Deli Sumatera Utara

05 Juni, 2016, 23.04 WIB Last Updated 2016-06-05T16:06:33Z
MEDAN – Pasca perdamaian Aceh masih banyak hal yang perlu dibenahi. Pemerintah Aceh harus lebih fokus dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat. Kalau saat konflik saja para suhada rela mati-matian memperjuangkannya, sela- yaknya di masa perdamaian ini harus lebih baik lagi karena segalanya mungkin untuk dilakukan apalagi untuk membela kepentingan rakyat.

Apalagi perhelatan pesta demokrasi lima tahunan akan digelar serentak kedua kalinya di seluruh Indonesia. Tak terkecuali Provinsi berjuluk Serambi Mekkah ini juga akan digelar pada Februari 2017 mendatang untuk memilih calon kepala daerah baik gubernur/bupati/walikota.

Tentunya, para kepala daerah terutama Gubernur/Wakil Gubernur Aceh menjadi tumpuan dan harapan bagi seluruh rakyat Aceh untuk menikmati kesejahteraan dengan terpilihnya pemimpin baru nantinya. Kesejahteraan itu sangat didambakan oleh para kaum dhuafa, janda-janda korban konflik, anak-anak yatim, pemuda, pelajar dan mahasiswa serta para mantan kombatan GAM yang sudah lama berjuang menuntut keadilan untuk rakyat Aceh.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua KPA Deli Sumatera Utara, Ilyas Madni Bayu H, SH, MH, didampingi beberapa pengurus diantaranya Wakil Ketua Jamaluddin alias Agam Nibong, T. Seumariansyah alias Match 05 75 dan Heri alias T. Payung kepada LintasAtjeh.com, Minggu (5/6/2016), di Kota Medan.

Menurut Ketua KPA Deli yang familiar disapa Abu Sunggal ini mengungkapkan, saat ini sepertinya ibaratkan pepatah, masih jauh api dari panggang. Banyak program pembangunan Aceh yang belum menyentuh langsung kepada masyarakat. Itu yang dirasakan masyarakat saat ini, begitu juga yang dinikmati para mantan kombatan. Masih banyak yang lapar, masih banyak yang menjadi pengangguran, kalaupun bekerja hanya sebagai pekerja kasar dan serabutan. Sungguh miris dalam menikmati buah perdamaian. 

Masih kata Abu Sunggal, mantan kombatan GAM Deli merupakan bagian tak terpisahkan dari perjuangan Aceh saat konflik. Namun saat ini GAM Deli sepertinya hanya tinggal sebuah cerita sebatas nama yang tergores dalam sejarah konflik Aceh.  

“Tapi bagaimana? Jangankan kami mantan kombatan GAM Deli. Kerabat, saudara dan teman seperjuangan yang berdomisili di Aceh saja tidak lebih baik nasibnya, justru banyak yang lebih memprihatinkan kehidupannya dan tidak sedikit yang terlibat dalam kasus kriminal bahkan terjerumus dalam kasus narkoba hanya mendapatkan rezeki secara instan dengan melanggar hukum,” bebernya dengan raut prihatin.

Sementara itu Wakil Ketua KPA Deli, Jamaluddin yang akrab dipanggil Bang Agam Nibong membenarkan yang dikatakan Abu Sunggal. Mantan Kombatan GAM Deli hingga saat ini masih tercatat menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan GAM saat konflik.

“Kehidupan para mantan kombatan GAM Deli, tidak lebih baik hingga saat ini. Banyak diantaranya bekerja serabutan dengan pendapatan tak tentu dan terkadang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Ada yang kerja sebagai nelayan, petani, buruh dan tidak sedikit yang menjadi pengangguran,” terang Agam Nibong.

Dengan segala keluh kesah karena beban kemiskinan yang dirasakan oleh para yatim piatu, janda-janda korban konflik dan kaum dhuafa serta para mantan kombatan GAM, sambung Agam, seharusnya membuka hati nurani para mantan petinggi GAM yang saat ini memiliki kedudukan dan jabatan untuk lebih memperhatikan nasib mereka kedepannya.

“Apalagi sejumlah tokoh terbaik Aceh yang berkeinginan bertarung dalam Pilkada Aceh. Jangan hanya bisa tebar pesona menjelang pilkada. Jangan hanya bisa ‘menjual diri’ dengan segudang janji manis untuk rakyat. Semuanya mulai menjanjikan untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang, mendatangkan investor, mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat, menciptakan lapangan kerja dan masih banyak lagi janji yang sepertinya mudah diucapkan untuk menyenangkan hati simpatisan,” sindir Wakil Ketua KPA Deli.

Pilkada Aceh 2017 mendatang, merupakan moment penting bagi kandidat-kandidat calon kepala daerah. Tunjukkan bahwa para mantan petinggi-petinggi GAM seperti Zakaria Saman, dr. Zaini Abdullah, Muzakir Manaf dan Irwandi Yusuf  merupakan putra terbaik Aceh yang memiliki semangat dan kemampuan untuk mewujudkan Aceh yang lebih maju dan sejahtera bukan hanya sekedar janji manis belaka.

“Jangan jadikan anak kandung menjadi pengemis kepada bapaknya, jangan jadikan anak-anak merengek meminta tanggung jawab orang tua yang seharusnya dilakukan sebagai kewajiban. Kalau masyarakat sudah tidak lapar lagi, aman dan damai tentunya Aceh bisa menjadi daerah baldatun tayyibatun wa ghafur,” tandas Agam Nibong yang diaminkan Match dan T. Payung.

Harapan senada juga disampaikan T. Seumariansyah agar Pilkada Aceh 2017 mendatang bisa berlangsung dengan aman dan damai. Masyarakat bisa memilih dengan hati nurani sesuai dengan pilihannya agar pemimpin yang terpilih nantinya merupakan pemimpin milik seluruh masyarakat Aceh baik yang tinggal di Aceh maupun diluar Aceh.

“Semoga semua kandidat, putra-putra terbaik Aceh bisa berkompetisi secara sehat, jauh dari intimidasi dan tetap terjaga perdamaian Aceh. Sehingga Aceh tetap kondusif, para investor bisa berduyun-duyun  untuk berinvestasi tanpa ada rasa khawatir sehingga Aceh lebih maju dan sejahtera,” harap pria yang bersandi Match 05 75 saat konflik ini.[Ar] 
Komentar

Tampilkan

Terkini